Mohon tunggu...
Leonardo Sandan
Leonardo Sandan Mohon Tunggu... profesional -

Hanya seorang biasa yang hobi menelaah berbagai peristiwa di sekelilingnya. Pecinta dunia Foto & Film (aktif) yang sangat hobi membaca serta keluyuran di dunia maya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sedikit Penjelasan Bahaya Menggunakan Handphone dan Alat Elektronik dalam Pesawat Terbang

22 Juni 2013   03:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:37 4481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13718450282004619718
13718450282004619718

http://www.challengers101.com/images/AltSet31.jpg

1371845058650068212
1371845058650068212

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Sens_alt_components.PNG

Karena mengukur Atmosfir, maka katanya sih agak kurang akurat disaat menghadapi Cuaca berubah-ubah. Seperti Badai atau Hujan, dimana tekanan Atmosfir bisa berubah sangat ekstrim. BA cukup Akurat ketika terbang di atas lautan, karena biasanya kondisi Barometriknya stabil. Tapi kalo udah masuk wilayah pegunungan, kadang suka miring2 dikit hasilnya :D Keduanya ada dalam Pesawat. Namun untuk ILS, lebih dipercayakan kepada RA. Selain bagian dari ILS, RA juga bagian dari Ground Proximity Warning Systems (GPWS) - Sistem Peringatan Jarak Permukaan alias memberikan peringatan kepada Pilot jika Pesawat mendekat ke permukaan dengan cepat atau terbang terlalu rendah dari permukaan. KEMUNGKINAN BAHAYA YANG AKAN MUNCUL Nah, ini dia mulai rame. Saatnya mulai membahas kenapa Hape ga boleh idup dalam Pesawat. Saya coba jelaskan satu per satu ya.. :) 1. KOMUNIKASI PESAWAT Semua pasti pernah dong ngadain acara yang kudu pake TOA ? Minimal pasang Mic ama Speaker buat acara Pidato. Nah, kadang kan suka nyelonong tuh......entah jin mana yang bawa, samar2 dari Speaker keluar lagu Dangdut. Padahal boro2 dipanggung ada yang nyanyi..... Nah, sama juga seperti di Pesawat. Setau saya, Alat Komunikasi pesawat itu Multiband. Jadi dia bisa berfungsi disemua gelombang Radio, terutama saat memancarkan kode Darurat "Mayday !". Nah pastinya dia jadi lebih Sensitif daripada Mikropon Aula yang dipake Pidato. Bahkan bukannya hanya Komunikasi. Semua Alat Elektronik Pesawat lebih sensitif terhadap gangguan Medan Elektromagnetik ketimbang TV Rumahan. Lalu apa urusannya dengan Hape ? Kan diatas sana gada sinyal masuk ? Nah ini dia yang banyak orang belum tahu. Dalam keadaan normal, Hape umumnya mengirim dan menerima gelombang radio untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Keliatan dari Indikator Sinyal, terutama Smartphone, tanda panah Dua Arah. Selama masih ada BTS dalam jangkauan, Hape akan menggunakan Daya Minimal untuk berhubungan dengan BTS. Terbukti dengan Batre yg lebih awet kalo Sinyalnya Full terus2an kan ? Tapi gimana saat tiba2 terputus hubungan dengan BTS ? Ibarat Anak ilang di tengah Mall, dia bakal teriak2 sekuat tenaga manggilin orang yang dikenalnya. Entah Orang Tua ato Om/Tantenya... Hape juga gitu. Ketika dia putus koneksi dengan BTS, secara tidak terlihat dia akan "Panik". Mengeluarkan semua kemampuan untuk "Memanggil" Sinyal BTS hingga batas maksimal.... dengan memancarkan Gelombang Elektromagnetik sekuat2nya..... Dan batre boros gila kan kalo sinyal S.O.S / No Signal melulu ? Itu buktinya.... :) Iya kalo dari 1 Hape doang. Lha apa kabarnya kalo semua Hape yang dibawa Penumpang "Panik" bareng2 kaya gitu ? Pasti bakal nyelonong masuk ke Sistem Komunikasi Pesawat.... Menurut Pengamat Penerbangan, Alvin Lie, ponsel bisa mengganggu komunikasi antara pilot dan Air Traffic Controller (ATC). Ponsel yang terus mencari sinyal mengganggu perkapan itu selama masih menggunakan gelombang radio. "Saat ini komunikasi dan navigasi pilot-ATC masih mengandalkan gelombang radio," kata Alvin. "Kalau ponsel menyala, suara komunikasi yang terdengar akan penuh dengan bunyi tet tet tet tet." "Saya punya pengalaman radar navigasi tiba-tiba mati. Pertama bunyi 'tet tet tet tet' dan gambar bergetar seperti ketika handphone ditaruh dekat monitor. Lalu tiba-tiba saja mati," ujar Alvin (http://www.tempo.co/read/news/2013/06/07/064486388/3-Efek-Nyalakan-Ponsel-dalam-Pesawat) itu baru Hape, belom dari Phablet atau Tablet PC. Browsingnya pake system GSM kan ? Mau 3G, 3,5G atau 4G...semuanya sama. Begitu koneksi putus, diem2 dia "Panik". User sih sadarnya pas batrenya udah abis aja. "Saya ga browsing koq. Di pesawat cuman dipake maen Game sama Nonton Film" Iya, tapi Network Settingnya lupa dimatiin......ya sama aja boong :D 2.  NAVIGASI PESAWAT Seperti yang sudah saya terangkan sebelumnya, Navigasi Pesawat sangat bergantung pada Gelombang Radio. Sedikit saja gangguan, bisa berpotensi Fatal. Misalnya gangguan pada Instrumen Radio Magnetic Indicator/ Radio Directional Finder (RMI/RDF) dan Course Deviation Indicator (CDI). Dari Jakarta seharusnya terbang menuju Gorontalo. Tapi gara2 Instrumen salah deteksi gelombang, malah jadi terpaksa mendarat di Surabaya. Pilot bilang" Saya terbang ngikutin Checkpoint koq. Memang sih sedikit beda derajat, tapi Coursenya tetap." Padahal sejak lepas dari Soekarno-Hatta  Instrumennya salah baca arah. Seharusnya Timur 85 derajat. Cuman karena gangguan, jadi Timut 97 derajat. Geser sedikit yang akibatnya bisa melenceng sampe 300km. Mau koreksi arah, bahan bakar menipis. Terpaksa mendarat di tempat lain. Masi untung bisa mendarat, daripada kudu nyemplung ke Laut :D Nah, bagaimana dengan Radio Altimeter (RA) ? Illustrasinya gini. Saat akan mendarat, Pesawat harus berada dalam kondisi Ideal Mendarat saat mendekat ke Landansan ( Landing Approach Procedure). Yaitu kombinasi antara Kecepatan dan Ketinggian. Kombinasi rumit ini berbeda di tiap Pesawat. Tergantung Jenisnya. Pesawat kecepatan Ideal tapi terlalu tinggi, pasti lewat dari landasan Pesawat Kecepatan Ideal tapi terlalu rendah, pasti nyungsep sebelum nyampe Landasan Pesawat terlalu cepat, ketinggian Ideal, pasti bablas keluar landasan Pesawat terlalu lambat, ketinggian Ideal, pasti nyungsep sebelum nyampe Landasan. Nah, untuk memudahkan kombinasi rumit ini...maka pesawat sekarang dilengkapi peralatan ILS - Instrument Landing System. semacam Autopilot untuk proses mendarat secara tepat. Pilot tinggal ngawasin Indikator Instrumen dan melakukan Koreksi Kemudi seperlunya.

13718451001802324713
13718451001802324713

http://fs-flugschule.flusix24.de/begriffe/ils_landekurssender.gif

1371845150631649962
1371845150631649962

http://aguilasdeacero.files.wordpress.com/2008/06/fig5ils3.gif

Jadi, apakabar kalo sistem RA dan ILSnya salah baca ketinggian Pesawat saat mo landing di Soekarno Hatta dari arah Utara, misalnya ? Pada Indikator tertulis 2000 feet (600 meter), padahal nyatanya cuman tinggal 1200 feet (360 meter) dari permukaan laut.... Atau saat Take Off ? Saat Takeoff seharusnya sudah mencapai 3000 feet (900 meter), tapi Indikator "Teriak2" bilang masih 1000 feet (300 meter). Pilot langsung dongakin idung pesawat untuk kompensasi daya angkat, padahal Kecepatannya belum terkoreksi. Yang ada malah jadi Stall, kehilangan daya angkat....... Demikian ternyata rekan pembaca budiman. Ada banyak hal yang bisa terjadi karena gangguan gelombang radio. Contoh diatas hanya sebagian kecil dari banyak kasus yang terjadi dalam Dunia Penerbangan. Dan ternyata bukan hanya Hape aja yang bisa bikin gara2. Semua alat listrik yg berpotensi memancarkan Elektromagnetik bisa jadi bahaya dalam Pesawat. Seperti CD Player, Radio..bahkan Gameboy/PSP !!!! Contohnya : An inquiry into the crash of Crossair flight LX 498, which crashed just after take-off from Zurich airport on 10 January last year, is focusing on a link with mobile phones after tests with the same model of airplane, a Saab 340, used on the flight. Specialist website airdisaster.com reports that Jean Overney, leading investigations into the crash of Crossair flight LX 498, said tests showed that Saab 340's navigation system could be disrupted by a mobile phone. http://www.theregister.co.uk/2001/01/17/mobile_phone_suspected_in_plane/ According to Reuters, a Slovenian airplane had to make an emergency landing on Tuesday because a ringing mobile phone had corrupted an electronics system and caused a fire-on-board light to switch on. Adria Airways admitted the plane bound for Sarajevo turned back shortly after take-off and made an emergency landing in Ljubljana. The airline said it had been caused by a phone in the luggage compartment that had been left on. http://www.theregister.co.uk/2001/01/11/mobile_phone_brings_down_slovenian/ There are many rumours about the possible dangers of portable electronic devices. On September 23, 1998 an article in the "the Australian" newspaper mentioned a serious incident that happened on September 4, 1998. On approach to London-Heathrow, a Qantas Boeing 747 suddenly lurched heavily on to its side and pitched 700 feet higher into the sky. The malfunction is believed to have been caused by passengers using electronic games, a laptop computer and a personal CD player during the descent http://aviation-safety.net/database/events/ped/ped-case.htm Tapi tetep aja masih ada yang coba2 ngeles : "Lho kan sekarang beberapa Maskapai Luar udah boleh pake Hape di pesawat" Betul...tapi dengan catatan : menggunakan Sistem Pemancar Satelit. Bukan BTS pake tiang gede2 itu.... :) Sistemnya kira2 mirip Wifi di Cafe gitu deh. Hape kita ikutan sistem yg ada dalam pesawat, bukan nyelonong sendiri nyari2 BTS :) Nama Sistemnya : Picocell

1371845183112342128
1371845183112342128

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun