Mohon tunggu...
Lenny WS Lutfie
Lenny WS Lutfie Mohon Tunggu... pegawai negeri -

saya seorang ibu dari 2 orang anak sepasang dan merangkap sebagai karyawati di sebuah BUMN dilingkungan departemen perhubungan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sabar dan Cuek

8 Januari 2014   16:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

tidak pernah terpikirkan sama sekali bahwa perubahan itu datang juga, berharap itu boleh tapi jangan terlalu, karena kalo terlalu pun yang ada malah ga akan ada.

penantian itu sangat panjang, boleh dibilang sangat melelahkan dan mengorbankan pikiran yang ada, namun dibalik itu aku punya satu ruang yang namanya "sabar dan cuek"

Dalam kehidupan, terkadang orang yang bersikap sabar, dianggap cuek oleh lingkungannya, Kenapa ?
Karena ketika seseorang berada dalam keadaan sabar, maka dia akan cenderung untuk diam dan tidak melakukan sebuah tindakan, sedangkan cuek dan acuh dalam keadaan yang dialaminya.

Jujur, saya pernah mengalami fase sikap sabar karena sedang menghormati perasaan seseorang, tenyata orang tersebut mempunyai sikap cuek.  Jadi, saya harus bersikap sabar dan cenderung untuk menunggu hingga dia sadar apa yang harus dia lakukan.

Namun, sabar dan menunggu pun bukan berarti tidak melakukan apa-apa, berusaha dengan berdoa dan belajar apa yang belum kita ketahui tentang apa saja, dari mana belajarnya :

* bisa dari buku

* bisa dari internet

* bisa dari kursus

* dan bisa dari mana aja

anggap saja sesuatu yang terjadi bukan keinginan kigta adalah COBAAN, dan berpikir cobaan itu karena kalau kita berpikir soal "kenapa dan Mengapa" cobaan menimpa kita maka yang ada rasa kesal dan jengkel menyelimuti memori kita dan akhirnya hati kita menjadi kotor karena menebak" yang sebenarnya belum tentu benar,


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun