Dan pagi itu, Catherine membuka jendela ruang kerjanya.
Ia tak lagi menunggu pesan yang tak membawa arah.
Ia mulai menata ulang ritme harinya:
satu sesi mentoring, satu jurnal refleksi, satu langkah kecil
untuk membangun ruang belajar yang jujur.
Ia tahu, tak semua obrolan bisa diselamatkan.
Tapi arah bisa selalu diperbaiki.
Karena dalam dunia profesional, kehilangan bukan akhir.
Ia adalah undangan untuk menyusun ulang nilai,
memetakan ulang prioritas,
dan memulai kembali dengan tenang, dengan sadar, dan dengan harapan yang tak perlu diumumkan.
Catherine kini memahami:
Kepemimpinan bukan tentang menjaga semua hal agar tetap utuh,
melainkan memilih dengan jujur—
mana yang relevan dengan tujuan,
dan mana yang hanya menghabiskan waktu dan sumber daya.
Ia tak lagi menjaga ritme yang kosong.
Ia mulai membangun ruang kerja yang jujur.
Tempat nilai tumbuh, arah diperjelas,
dan kehadiran menjadi keputusan yang bermakna.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI