Mohon tunggu...
Leni Mathavani
Leni Mathavani Mohon Tunggu... Narratives with integrity. Insights with impact.

Penulis dan Psikolog yang merangkai cerita ringan dengan sentuhan psikologi, refleksi kerja, dan keheningan sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Blazer untuk Annissa

29 September 2025   06:15 Diperbarui: 29 September 2025   07:38 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima tahun lalu, Annisa datang ke ruang kerja saya, wajahnya ragu, tapi matanya penuh harapan.
Ia adalah asisten pribadi saya: teratur, cekatan, dan selalu tahu apa yang saya butuhkan bahkan sebelum saya mengucapkannya.

Hari itu, ia meminta cuti tiga hari.
Bukan untuk liburan, tapi untuk mengikuti presentasi proposal UMKM yang ia ajukan ke pemerintah daerah melalui kementerian.
Ia ingin memulai bisnis makanan sehat, sesuatu yang sudah lama ia riset diam-diam di sela-sela tugas kantor.

Saya mendengarkan dengan tenang.
Bukan karena ragu memberi izin, tapi karena saya tahu: ini bukan sekadar cuti.
Ini adalah titik awal.

Sebelum ia keluar ruangan, saya membuka lemari di sudut kantor.
Saya memilih satu blazer hitam dari koleksi pribadi saya, Potongan tegas, Bahan berkualitas, dan detail yang Elegan.
Saya menyerahkannya sambil berkata:

"Ini bukan pinjaman. Ini hadiah. Kalau kamu ingin tampil sebagai pemilik bisnis, kenakan ini. Biar mereka tahu kamu datang bukan hanya dengan ide, tapi dengan keyakinan."

Annisa terdiam.
Matanya berkaca-kaca, tapi ia hanya mengangguk dan berkata,
"Terima kasih, Bu. Saya akan berusaha sebaik mungkin."

Tiga hari kemudian, ia kembali.
Wajahnya cerah, langkahnya ringan.
Proposalnya diterima.
Ia mendapat dana awal untuk memulai bisnisnya.

Blazer itu tidak pernah kembali ke tangan saya, karena memang tidak perlu.
Yang berubah bukan hanya penampilannya, tapi cara ia melihat dirinya sendiri.
Ia bukan lagi hanya seorang asisten.
Ia adalah seorang pemilik usaha.

Hari ini, lima tahun setelah momen itu, Annisa telah menjadi salah satu pengusaha muda paling dikenal di kotanya.
Produknya masuk ke banyak gerai.
Ia sering diundang sebagai pembicara UMKM.
Ia kini mempekerjakan belasan orang, beberapa di antaranya adalah mantan rekan kerja kami dulu.

Kadang, saat saya melihat foto-fotonya di media sosial, saya mengenali postur tubuh yang tegak, senyum yang percaya diri, dan... ya, blazer itu.
Ia tidak pernah memakainya lagi, tapi ia pernah berkata:

"Blazer itu bukan tentang gaya. Itu tentang izin untuk percaya pada diri sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun