Mohon tunggu...
Leni Novia
Leni Novia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN BUKITINGGI

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Munculnya Solidaritas dari Tradisi Baralek Nagari di Nagari Tanjung Balik Sumiso

24 November 2023   15:04 Diperbarui: 24 November 2023   15:32 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kemajuan atau perkembangan suatu kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari suatu interaksi yang terjalin begitu erat antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagaimana makhluk sosial yang hidup adanya, pasti membutuhkan orang lain. Dalam hal ini dengan semakin berkembangnya zaman maka dari situlah adanya perkembangan atau perubahan, terlebih lagi pada masyarakat yang selalu mengalami perubahan dalam segi tugas atau kerja dalam sebuah masyarakat dan menyebabkan berpengaruh pada struktur masyarakat.

Segala bentuk interaksi atau ikatan masyarakat itu biasa dikenal dengan nama Solidaritas. Hal tersebut sama halnya dengan pernyataan Silfia Hanani yang menyatakan bahwa " Solidaritas sosial merujuk pada ikatan yang mengikat anggota dalam masyarakat" Sebagaimana konsep dari teori Solidaritas ini lebih mengedepankan hubungan manusia yang saling membutuhkan satu sama lain, saling melengkapi antara kekurangan yang ada pada setiap individu sehingga menimbulkan sebuah kebudayaan masyarakat.

Berdasarkan hal ini, erat kaitannya dengan solidaritas masyarakat yang ada di kenegerian Tanjung Balik Sumiso, sistem dari masyarakat perkampungan yang masih mengedepankan ke akraban dari setiap masyarakatnya, kentalnya rasa saling bantu membantu dan solidaritas yang cukup kuat. Contohnya saja dalam acara atau pesta yang selalu diadakan Oleh masyarakat sekitar yang biasanya diadakan sekali 5 tahun, atau dalam bahasa minangnya adalah Tradisi Beralek Nagari.

Tradisi Baralek Nagari ini biasanya dilakukan pada tanggal 26 Oktober, 3 hari sebelum acara tersebut dimulai, masyarakat dan para tetua adat melakukan musyawarah untuk membahas bagaimana keberlangsungan acara yang cukup sakral ini. Selepas dari itu masyarakat mulai mempersiapkan seperti membeli atau menyiapkan 5 ekor kerbau yang akan di sembelih dan hari kedua acara Barelek tersebut. Acara dibuka oleh tetua adat dan dilanjutkan dengan penyembelihan kerbau. Dari sini lah rasa kebersamaan masyarakat mulai terlihat, hampir keseluruhan masyarakat Sumiso mengikuti acara tersebut, dari sifat antusias mereka, dalam keikutsertaan baik tua maupun muda.

Terlebih lagi pada hari puncak dari acara Baralek, yaitu ketika para penghulu, Ninik Mamak, Datuk dan imam khatib datang sebagai pembuka acara, dan dilanjutkan dengan acara Medan ditangan laman, atau dalam bahasa Indonesianya adalah pertemuan para tetua-tetua adat disertai dengan acara pencak silat. Acara berlangsung meria terlebih lagi pada saat pemimpin dari masing-masing suku datang secara bergantian ke dalam acara tersebut, diantaranya datang suku tanjuang, suku Chaniago, suku Malayu, dan terakhir datangnya suku kutianyiea. Disaat ke empat suku ini dipertemukan maka akan dipertunjukkan teknik silat sebelum masuk ketenda Baralek, dan juga membawa berbagai makanan-makanan yang nantinya akan diadakan acara makan-makan dengan para tetua adat berserta para masyarakat yang hadir di acara tersebut, terlebih lagi hasil dari sembelihan kerbau sebagai ciri khas dari acara Baralek Nagari di Nagari Tanjung Balik Sumiso.

Acaranya memang sederhana, akan tetapi bukan dari kesederhanaan itu yang dipandang Oleh masyarakat melainkan dilihat dari rasa solidaritas, bahu membahu dalam kelancaran acara, terlebih lagi dengan datangnya ke empat jenis dulu adat yang datang dalam satu tempat, dengan tujuan terjalinnya hubungan dan silaturahmi antar suku, saling menghargai satu sama lain tanpa membeda-bedakan tanpa memandang sistem kasta. Mengetahui apa dan bagaimana peran masing-masing dalam sistem atau struktur masyarakat, maka hal ini lah yang membuat kokohnya solidaritas dalam masyarakat. Sebagaimana tujuan dari solidaritas untuk mempererat dan mengokohkan kepedulian masyarakat. Semua itu terbentuk dari pengajaran dan sistem pendidikan masyarakat yang mengedepankan kebersamaan dan pembentukan moral. Hal tersebut sangat relevan sebagaimana pendapat dari Silfia Hanani yaitu " Dalam esensi, pendidikan moralitas menurut Emile Durkheim bukan sekadar proses internalisasi aturan atau nilai-nilai, tetapi bagian penting dari pembentukan individu yang memiliki kesadaran akan tanggung jawab sosial, menghargai nilai-nilai bersama, dan memperkuat solidaritas dalam masyarakat "

Dalam teori Solidaritas sendiri terbagi atas dua macam yaitu solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik, yang mana tradisi Baralek Nagari ini termasuk kepada solidaritas mekanik. Solidaritas mekanik biasanya identik dengan kebiasaan atau hubungan pada masyarakat tradisional atau masyarakat primitif, dengan kesadaran kolektif yang kuat, norma-norma dan moral yang dilakukan secara bersama-sama. Dari segala bentuk aktivitas masyarakat yang dilakukan secara bersama-sama dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sama juga, sama seperti halnya acara Baralek Nagari ini.Walaupun Nagari Tanjung Balik Sumiso ini termasuk wilayah yang terpencil dan susah akan akses jaringan internet, akan tetapi masyarakat tak hirau akan hal itu, mereka yang sudah hidup bahagia dengan segala bentuk kesederhanaan dan kebersamaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun