Kematangan pilihan untuk menjadi pemimpin diperlukan saat memutuskan untuk menjadi pemimpin. Itu menunjukkan bahwa kesiapan terlihat dari sebelum adanya pertarungan menjadi pemimpin.
Dalam pertarungan politik seseorang juga harus siap dipimpin dan memimpin. Maka itu persiapan harus matang terkait pemimpin yang ingin mencalonkan diri.
Yang dipertanyakan justru bagaimana mau jadi pemimpin jika persiapannya saja tidak matang. Sama saja ingin berperang tapi tidak punya senjata untuk berperang.
Kondisi ini terjadi manakala melihat pencalonan Presiden Prabowo. Prabowo dinilai tidak serius mencalonkan diri karena tidak mempunyai kesiapan yang bagus.
Sebagaimana diketahui Prabowo ingin mengganti visi misi yang sudah di daftarkan ke KPU. Dengan cara itulah kita dapat menilai Prabowo ingin merevisi tujuan politiknya terhadap bangsa.
Visi misi menjadi penting sebelum calon mendaftarkan diri. Artinya dia sudah mempunyai tujuan dan keinginan untuk ditawarkan kepada Bangsa juga untuk masyarakat.
Visi misi juga menjadi patokan dan ideologi dalam kampanye. kampanye adalah cara-cara untuk menyampaikan seluas visi misi yang sudah dibuat.
Lalu bagaimana jika visi misi itu belum matang, tentu saja tawaran tujuan dan ideologi yang disampaikan masih belum kokoh. Masyarakat pun menjadi tidak yakin dengan apa yang disampaikan.
Menanggapi hal itu Kiai Ma'ruf menyindir kepada kubu Prabowo-Sandi karena mengubah-ubah visi misinya. Itu pertanda bahwa mereka tak memiliki pandangan besar sebelumnya, juga langkah misi yang jelas untuk mewujudkan cita-citanya. Pertanda juga bahwa Prabowo-Sandi tak siap sejak awal memimpin Indonesia.
Ma'ruf Amin berpendapat perubahan visi misi pasangan Prabowo-Sandiaga, yang disampaikan ke KPU menjelang masa debat calon Presiden dan wakil presiden tidak tepat.
Apa yang akan disampaikan Prabowo-Sandi dalam debat kandidat jikalau tujuannya saja masih ingin di revisi. Dalam debat nanti kita bayangkan akan ada ketidak sungguhan kandidat dalam membangun bangsa.
