Mohon tunggu...
Raka Zulfikar
Raka Zulfikar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang MM, Masters of Moron-ness..

Life can be full of surprises~

Selanjutnya

Tutup

Humor

Pedagogi Dosa #8: Belajar Mengenal Anekdot "Tidak Bermakna" yang Dihasilkan oleh Imaji-imaji Liar

6 Maret 2023   16:57 Diperbarui: 6 Maret 2023   17:14 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Foto: Google

Seumur-umur hidup, menonton film dan series telah menjadi salah satu hiburan utama untukku. Hal-hal tidak terduga menjadi unsur menarik yang paling ditunggu-tunggu oleh penggemar film. Dan berbicara tentang hal-hal tidak terduga, temanku Melaha, seorang mahasiswa kedokteran yang sedang berada di fase akhir pendidikannya pernah bercerita dengan ku tentang kesehatan mental yang sering menjadi perbincangan di media sosial akhir-akhir ini. Doi ngomong kalo dalam ilmu psikiatri, pada dasarnya semua orang memiliki gangguan kejiwaan. Orang-orang normal yang tiap hari berinteraksi dengan kita baik orang tua, teman, adik, kakak, dosen, dan lain sebagainya itu sebenarnya memiliki gangguan kejiwaan, hanya gangguan kejiwaan tersebut belum terlihat saja saat ini. Kerennya, sepertinya Tarantino tau soal ini, mengingat dia selalu menciptakan karakter yang entah mengapa wataknya berubah ditengah atau diakhir jalan.

Dalam Once Upon a Time in Hollywood (2019) karakter Rick Dalton (Leonardo Di Caprio) diperkenalkan sebagai seorang aktor yang sedang berada dipuncak. Namun setelah puncak itu terlewati ia takut karir perfilmannya tamat. Ia mengalami post-power syndrome yang membuatnya berjuang dan melakukan apa saja untuk menyelamatkan karirnya. Yang harus digaris bawahi disini adalah Rick Dalton memperjuangkan karirnya tapi tetap dijalan yang lurus. Artinya, dalam proses penyelamatan tersebut dia (sepertinya) tidak sampai hati untuk menyakiti orang lain. Intinya adalah karakter Rick Dalton ini adalah karakter yang baik. Dan wataknya diperlihatkan seperti itu terus menerus sampai.. di akhir film(?). *Peringatan Spoiler *skip ke dua paragraf selanjutnya. Ada adegan dimana rumah Rick di masuki oleh sejumlah hippies sementara Rick sedang bersantai diatas pelampung kolam renangnya sambil mendengarkan radio yang terhubung dengan headphone. Singkat cerita karena dia menggunakan headphone, dia tidak mendengar perkelahian yang terjadi di dalam rumahnya antara sekumpulan hippies dan Cliff Booth (Brad Pitt), teman baik Rick. Rick tidak menyadari itu sampai salah satu hippies yang panik-histeris berlari menabrak jendela dan terjatuh di kolam renang sambil memegang pistol. Rick yang kaget melihat seorang hippies jatuh di kolam renang rumahnya tersebut cepat-cepat keluar dari kolam renang. Sampai disini, kira-kira penonton akan menebak apa yang dilakukan Rick setelah keluar dari kolam renang? Menelpon polisi? Membantu Cliff yang sedang berkelahi? Atau menyelamatkan Francesca (Lorenza Izzo) istrinya? Kalo melihat berdasarkan pembangunan karakter Rick Dalton dari awal film mungkin penonton akan memilih salah satu jawaban yang ku sebutkan barusan. Namun rasanya, bukan seorang Quentin Tarantino yang menulis naskah jika sebab-akibat nya tertebak seperti itu. Kembali ke Rick cepat-cepat keluar dari kolam renang dan BERGEGAS menuju gudang. Apa yang dia lakukan di gudang? Mengambil tongkat baseball? Mengambil pedang untuk mempertahankan diri? TIDAK. Sambil di iringi nada-nada horor pertengahan abad ke dua puluh, kamera mengambil gambar foot scene Rick yang berjalan keluar dari gudang, berjalan terus ke pinggir kolam renang, melebarkan jangkauan frame kamera hingga seluruh badan Rick terlihat-memegang sebuah flamethrower.. Astaga!! Bisa seperti itu dong plotnya.. Jenius memang Quentin Tarantino ini. Disinilah gangguan kejiwaan Rick terlihat. Setelah sampai dipinggir kolam renang, Rick menodongkan moncong flamethrower ke arah hippies tersebut dan membakarnya hidup-hidup.

Selain menciptakan karakter dengan watak yang berubah ditengah jalan, Tarantino ternyata memainkan emosi penontonnya dengan adegan-adegan yang mendobrak ekspektasi. *Peringatan Spoiler *skip ke paragraf selanjutnya Dalam Grindhouse: Death Proof (2007) misalnya, ada sebuah karakter yang bernama Stuntman Mike. Karena namanya Stuntman Mike berarti sudah jelas dia bekerja sebagai Stuntman (aktor/aktris pengganti untuk adegan-adegan berbahaya). Stuntman Mike ini mempunyai mobil Stuntman yang selalu dia gunakan kemana-mana. FYI Stuntman Mike ini adalah psikopat yang suka membunuh geng-geng yang berisi remaja-remaja perempuan dijalanan. Tidak jelas motifnya apa, namun dari pembangunan karakternya seakan-akan dia mendapat kepuasan tersendiri ketika membunuh kelompok-kelompok tersebut. Pada suatu waktu ketika ia ingin menghabisi mangsanya, Stuntman Mike mengikuti salah satu mobil yang berisi salah satu geng remaja tersebut. Kali ini, ia ingin membuat skenario pembunuhannya seperti kecelakaan lalu lintas. Segera ia memutuskan untuk melaju kencang menuju mobil sekelompok remaja tersebut dari arah yang berlawanan di jalan yang gelap. Stuntman Mike mempersiapkan posisinya, mematikan lampu mobilnya agar mangsanya tidak menyadari kedatangannya dan melaju kencang ke arah mereka. Sampai disini, kira-kira bagaimana penonton membayangkan teknis pembunuhannya terjadi? Stuntman Mike mengagetkan mereka dengan menyalakan lampu agar mereka kaget, mencoba menghindar, mobil mereka terbalik, dan meledak? Atau Stuntman Mike tancap gas ke arah mobil mereka dan loncat keluar dari mobil ketika jarak sudah dekat ala Fast and Furious (2009)? Hahaha semuanya salah. Dalam persepsi normal, jika seseorang ingin membunuh atau mencelakai orang lain, orang itu akan melancarkan aksinya dengan skenario yang meminimalisir dirinya terluka. Dan Stuntman Mike membantah persepsi itu. Stuntman Mike melaju kencang menuju mobil para remaja tersebut, menyalakan lampu ketika jarak antara kedua mobil sudah sangat dekat, dan menabrakan diri dengan kecepatan tinggi ke mobil mereka. Booomm!!! Mobil anak-anak remaja itu hancur total, badan mereka terpotong-potong akibat tabrakan, kepala Arlene hancur terkena ban mobil, kaki kanan Julia (Sydney Tamiia Poitier) terlepas dari badannya, dan anggota badan anak-anak lain berceceran di TKP. Tidak satupun remaja-remaja tersebut yang selamat dari kecelakaan maut ini. Sementara itu, bagaimana dengan Stuntman Mike? Perlu ku ingatkan lagi mobil Stuntman Mike adalah mobil Stuntman. Dan seperti pada umumnya mobil Stuntman lain, mobil Stuntman Mike di desain untuk meminimalisir kerusakan dan meminimalisir potensi kematian seorang Stuntman yang mengendarainya. Stuntman Mike hanya mendapatkan luka dihidung dan tangan kanan yang patah.

Biasanya diriku tidak begitu menyukai sesuatu yang tidak sesuai dengan premis awal. Tapi sensasi yang terasa melihat hasil karya Quentin Tarantino adalah sesuatu yang lain dari yang lain. Dan segera setelah scene ini ku berikan tepuk tangan untuk seorang sutradara yang luar biasa. Yang berhasil mendobrak standar dan persepsi sebab-akibat orang-orang yang terlalu lurus dan membosankan. Yang berhasil memberikan kejutan melalui ‘gerakan yang memecah keheningan’ seperti dua contoh diatas. Dan yang berhasil membuat film-film itu lebih plong untuk dinikmati ketimbang scene-scene umum yang cenderung yang cenderung terjadi lagi dan lagi.

Bab VI

Setuju untuk Tidak Setuju Vol. 1

Sepertinya hidup tidak melulu soal filosofi dan substansi, dan hal itu terbukti pada karya-karya Quentin Tarantino. Bagian ke lima ini adalah tulisan yang paling susah dalam esai ini menurutku. Karena pada bagian ini akan ku rangkum lima film-film Quentin Tarantino dari yang ku favoritkan ke yang paling ku favoritkan. (1) yang ku favoritkan, (9) yang paling ku favoritkan.

  • Jackie Brown (1997)
  • Kill Bill Vol. 1 & 2 (2003) & (2004)
  • Grindhouse: Death Proof (2007)
  • Django Unchained (2012)
  • The Hateful Eight (2015)
  • Inglourious Basterds (2009)
  • Reservoir Dogs (1992)
  • Pulp Fiction (1994)
  • Once Upon a Time in Hollywood (2019)


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun