Mohon tunggu...
Lely Suryani official
Lely Suryani official Mohon Tunggu... Guru - Guru SD
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya terlahir dengan nama LELY SURYANI. Saat ini saya sebagai guru di SD N 1 Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, Kode Pos 53475

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pantun sebagai Warisan Budaya Asli Indonesia yang Wajib Kita Lestarikan

7 Februari 2023   11:48 Diperbarui: 7 Februari 2023   12:01 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: DokPri berasal dari WAG.

PANTUN Sebagai Warisan Budaya Asli Indonesia Yang Wajib Kita Lestarikan

Halo Para Sahabat...

Pantun, materi tadi malam yang baru saja dipelajari bersama di Kelas Belajar Menulis PGRI (KBMN 28).  Seru sekali dengan Narasumber yang telah melalang buana, Miftahul Hadi namanya. Juga didampingi oleh moderator kawakan dari Tom Solid Om Jay. 

Keseruan berlanjut sampai pagi hari ini, dengan munculnya tantangan dari Om Jay Sang Founder KBMN. Beliau menyodorkan foto semangkuk bubur ayam dan segelas jus jambu. Dari foto tersebut supaya dibuat pantun yang menarik. Wuih... tanpa menunggu lama, semua anggota grup saling lempar pantun di kolom chat WA.

Tak kepalang tanggung, DokJay langsung memberikan reward Go Pay sebesar Rp.50.000,00 dan Rp.25 000,00 kepada pemenang 1 dan 2. Pemenang 1 adalah mbak Gina  Dwi Septiani dan pemenang 2 adalah mbak  

Ini adalah pantunnya mbak Gina Dwi Septiani:

Makan bubur ayam dengan nikmat,

Cocok ditemani oleh jus jambu,

Kalau kita ingin selamat,

Patuhlah pada pesan sang Ibu.

Sedangkan ini adalah pantunnya mbak Azizah Fahmi:

Jika tuan makan bubur ayam,

Jangan lupa ditemani jus jambu,

Ingat dirimu siang dan malam,

Karena diriku amatlah rindu.

Setelah ditetapkan 2 pemenang ternyata ada pantun yang bagus juga muncul. Apalagi sang empunya pantun merayu dengan kata - kata "Semoga di ACC ya  Om Jay". Hehe..rayuan maut ini, terbukti Om Jay luluh juga dengan menetapkannya menjadi pemenang ke 3, yaitu mbak Hidmi Gramatolina. Ini pantunnya:

Jika tuan makan bubur ayam,

Jangan lupa ditemani jus jambu,

Ingat dirimu siang dan malam,

Karena diriku amatlah rindu.

SELAMAT BUAT PARA PEMENANG...

Selanjutnya mari kita kaji lebih dalam lagi tentang "Pantun"

Ternyata Pantun itu, seperti yang disampaikan oleh Narasumber bahwa Pantun telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020). Hal ini tentulah sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia sebagai pemilik Pantun warisan budaya yang adiluhung.

Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatera Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

 Pantun menurut Renward Brandstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata "Pan" yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata "Tun" yang merujuk pada sifat santun. Kata "Tun" dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Sedangkan kata Pantun berasal dari akar kata "TUN" yang bermakna "baris" atau "deret". Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai "Panuntun", oleh masyarakat Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang berkaitan dengan etika (Mu'jizah, 2019)

Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.

Foto: DokPri berasal dari SS materi Pantun.
Foto: DokPri berasal dari SS materi Pantun.

Sebagai generasi penerus yang wajib menjaga kelestarian pantun, harus tahu kaidah - kaidah pantun. Jadi dalam menulis atau membuat pantun tidak asal - asalan.  Dibawah ini adalah panduan membuat pantun:

1. 1 bait terdiri atas 4 baris.

2. 1 baris terdiri atas 8-12 suku kata.

3. Dalam membuat pantun, usahakan bersajak a-b-a-b.

4. Hindari penggunaan sajak a-a-a-a karena akan menjadi syair.

5. Akhir baris ke 1, 2 dan 3 diakhiri tanda koma. Sedangkan baris ke 4 diakhiri tanda titik.

5. Perhatikan konsistensi rima tengah dan rima akhir.

Dari panduan - panduan tersebut, ada trik cara cepat membuat  pantun yaitu buatlah baris ke 3 dan ke 4 terlebih dahulu, baru baris ke 1 dan ke 2, demikian disampaikan oleh Miftahul  Hadi selaku Narasumber.

Belajar dan menulis Pantun bisa dilakukan di mana saja dan kapan  saja, termasuk dari beberapa WAG, juga menyelenggarakan pelatihan dan penulisan pantun yang tepat dan benar sesuai kaidah. 

Ini contoh pantun yang menggunakan rima tengah dan rima akhir yang dikutip dari WAG

Kain ka *sa* jangan diko *yak*,

Si ulat bu *lu* bikin hati ge *li*.

Kalau dira *sa* belumlah la *yak*,

Japrikan dahu *lu* kepada bu Le *li*.

_Ritmanto S, 30122022_

Di WAG KBMN 28, lebih dahsyat lagi dengan hasil - hasil karya pantun yang ke semuanya sudah sesuai Kaidah penulisan pantun.Jika demikian adanya, pantun sebagai budaya yang tergolong puisi lama, akan tetap lestari dan jaya. Kalau bukan generasi muda yang memiliki tekad untuk melestarikannya, siapa lagi yang bisa diandalkan?.Karena di atas pundak generasi penerus, walaupun generasi Z yang milenial, harus tetap konsisten menjaga kekayaan intelektual milik bangsa. 

Jangan sampai kekayaan yang dimiliki akan rontok dan tergerus oleh aliran budaya bangasa lain yang dapay merusak tatanan budaya bangsa Indonesia. Sikap menjunjung tinggi budaya bangsa  diimbangi dengan terus belajar sesuai perkembangan zaman, adalah termasuk pondasi yang kuat agar Budaya Indonesia tetap mengakar kuat di bumi Nusantara sekaligus dapat mendunia.Budaya yang mengandung nilai - nilai luhur Pancasila yang harus kita pegang erat dan kuat.

Kalau bukan kita, siapa lagi? Tetap semangat dan terimakasih.

Kreator: Lely Suryani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun