Kenapa Judul Tulisan  Harus Menggoda
Menggoda?
Kenapa?
Jadi tergoda?
Pembaca yang budiman...
Untuk mengetahui maksud dan tujuan tulisan yang sebenarnya, tidak hanya dari  membaca judulnya saja. Memang perlu ditelusuri lebih dalam, apa maksud sebenarnya. Kalau hanya membaca sekilas pada judulnya saja, dipastikan anda bakalan terkecoh. Karena penulis akan membuat judul yang menarik, yang membuat emosi pembaca jadi  meningkat. Perasaan menggebu ingin membaca karena judulnya memantik jiwa untuk segera membacanya.
Di sinilah antara  penulis dan pembaca, memiliki tugad peran yang berbeda. Penulis harus mampu menyajikan tulisan yang renyah dengan judul yang menggugah selera. Penulis harus memiliki trik jitu dalam menyajikan tulisan, agar bisa menjadi magnet bagi pembacanya. Nah, ternyata dibutuhkan keahlian tersediri, melatihnya dengan konsisten, agar  menjadi penulis dengan kategori handal, lihai memilih dan menetapkan judul  yang membuat pembacanya terbuai. Penulis yang sudah mapan bertengger pada posisi / kategori  ini, contohnya adalah  Guru Blogger Indonesia, Motivator, DokJay, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. Setiap kali tulisan beliau berseliweran, disaat itu pula, pembacanya mengantri bagai antrian nonton bioskop misbar, rela berhimpit - himpitan, atau sekedar ingin mengjntip saja. Namun demikian, karcis tetap laris manis, disetiap episodenya.
Makanya, muridnya Om Jay itu ribuan, semua bermimpi ketularan virusnya, yang dengan gencar beliau menyebarkannya. Virus - virus literasi, jangan salah sangka dulu. Eh seperti saya ini termasuk yang sudah ketularan virus dari beliau. Dan sempat dapat penghargaan dari Kompasiana sebagai salah satu penulis dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Tuh kan  dari judul yang menarik  tingkat keterbacaan tulisan juga perlu diperhatikan.
Di sisi lain, pembaca juga harus arif bijaksana, membaca kalimat  demi kalimat agar menemukan tema tulisan yang diusung oleh penulis. Sehingga pembaca dapat menyerap dan memahami maksud dan tujuan dari tulisan yang dibacanya. Kadang bahasa tulis menimbulkan kerancuan pemahaman antar pembaca, dan bisa - bisa dalam menginformasikan tulisan yang telah dibacanya, berbeda dengan maksud dari tulisan  yang sebenarnya. Multi tafsir seringkali terjadi, dari pembaca yang kurang memahami isi tulisan.
Sebenarnya sejak SD, khususnya pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5,  sudah ada materi memahami isi bacaan dari bacaan fiksi dan  non fiksi, atau  bacaan dari media. Anak - anak sudah dilatih mulai dari mencari kata - kata penting, menemukan pokok pikiran, dan menentukan tema tulisan.  Selanjutnya  anak - anak dapat menginformasikannya,  baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan ini, juga harus dilatih, tidak bisa sekali jadi.
Seperti halnya kita, sebagai pembaca dewasa, harus terus mengup grade diri, agar bisa menjadi pembaca dalam tataran mahir. Mahir dalam mengelola emosi disetiap membaca tulisan yang meletupkan emosi, mahir memahami dan mencerna kembali tulisan yang dibacanya. Dan yang tak kalah pentingnya, mahir menginformasikan kembali dari hasil membacanya. Jadi, dalam kegiatan membaca, tidak boleh bacaan dimakan mentah - mentah, tanpa memasak dan mencerna dulu, sebelum disebar kembali kepada orang lain.