Mohon tunggu...
Lely Suryani official
Lely Suryani official Mohon Tunggu... Guru - Guru SD
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya terlahir dengan nama LELY SURYANI. Saat ini saya sebagai guru di SD N 1 Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah, Kode Pos 53475

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengapa Judul Tulisan Harus Menggoda?

15 Januari 2023   17:45 Diperbarui: 15 Januari 2023   17:48 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokpri SS  Piagam Penghargaan dari Kompasiana

Kenapa Judul Tulisan  Harus Menggoda

Menggoda?

Kenapa?

Jadi tergoda?

Pembaca yang budiman...

Untuk mengetahui maksud dan tujuan tulisan yang sebenarnya, tidak hanya dari  membaca judulnya saja. Memang perlu ditelusuri lebih dalam, apa maksud sebenarnya. Kalau hanya membaca sekilas pada judulnya saja, dipastikan anda bakalan terkecoh. Karena penulis akan membuat judul yang menarik, yang membuat emosi pembaca jadi  meningkat. Perasaan menggebu ingin membaca karena judulnya memantik jiwa untuk segera membacanya.

Di sinilah antara  penulis dan pembaca, memiliki tugad peran yang berbeda. Penulis harus mampu menyajikan tulisan yang renyah dengan judul yang menggugah selera. Penulis harus memiliki trik jitu dalam menyajikan tulisan, agar bisa menjadi magnet bagi pembacanya. Nah, ternyata dibutuhkan keahlian tersediri, melatihnya dengan konsisten, agar  menjadi penulis dengan kategori handal, lihai memilih dan menetapkan judul  yang membuat pembacanya terbuai. Penulis yang sudah mapan bertengger pada posisi / kategori  ini, contohnya adalah  Guru Blogger Indonesia, Motivator, DokJay, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. Setiap kali tulisan beliau berseliweran, disaat itu pula, pembacanya mengantri bagai antrian nonton bioskop misbar, rela berhimpit - himpitan, atau sekedar ingin mengjntip saja. Namun demikian, karcis tetap laris manis, disetiap episodenya.

Makanya, muridnya Om Jay itu ribuan, semua bermimpi ketularan virusnya, yang dengan gencar beliau menyebarkannya. Virus - virus literasi, jangan salah sangka dulu. Eh seperti saya ini termasuk yang sudah ketularan virus dari beliau. Dan sempat dapat penghargaan dari Kompasiana sebagai salah satu penulis dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Tuh kan  dari judul yang menarik  tingkat keterbacaan tulisan juga perlu diperhatikan.

Di sisi lain, pembaca juga harus arif bijaksana, membaca kalimat  demi kalimat agar menemukan tema tulisan yang diusung oleh penulis. Sehingga pembaca dapat menyerap dan memahami maksud dan tujuan dari tulisan yang dibacanya. Kadang bahasa tulis menimbulkan kerancuan pemahaman antar pembaca, dan bisa - bisa dalam menginformasikan tulisan yang telah dibacanya, berbeda dengan maksud dari tulisan  yang sebenarnya. Multi tafsir seringkali terjadi, dari pembaca yang kurang memahami isi tulisan.

Sebenarnya sejak SD, khususnya pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas 5,  sudah ada materi memahami isi bacaan dari bacaan fiksi dan  non fiksi, atau  bacaan dari media. Anak - anak sudah dilatih mulai dari mencari kata - kata penting, menemukan pokok pikiran, dan menentukan tema tulisan.  Selanjutnya  anak - anak dapat menginformasikannya,   baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan ini, juga harus dilatih, tidak bisa sekali jadi.

Seperti halnya kita, sebagai pembaca dewasa, harus terus mengup grade diri, agar bisa menjadi pembaca dalam tataran mahir. Mahir dalam mengelola emosi disetiap membaca tulisan yang meletupkan emosi, mahir memahami dan mencerna kembali tulisan yang dibacanya. Dan yang tak kalah pentingnya, mahir menginformasikan kembali dari hasil membacanya. Jadi, dalam kegiatan membaca, tidak boleh bacaan dimakan mentah - mentah, tanpa memasak dan mencerna dulu, sebelum disebar kembali kepada orang lain.

Oke, ayo kita bertempat pada posisi yang nyaman, baik sebagai penulis maupun sebagai pembaca. Masing - masing memiliki tupoksi yang berbeda, mengirim berita dan menerima berita. Namun isi berita dari  pengirim berita dan penerima berita, haruslah sama.Jika benar demikian, maka antara penulis dan pembaca sudah sama - sama handal. Menjadi penulis handal juga harus rajin membaca tulisan orang - orang hebat lainnya.

Yuk, kobarkan semangat literasi dengan menulis dengan hati dan membaca yang bermakna.

Seperti halnya menulis dan membaca, menyimak dan mendengarkan serta berbicara uga perlu diasah. Contohnya tadi pagi, saya harus mengikuti pengajian, di sana saya harus pandai menyimak, menjadi pendengar yang baik, serta mampu berbicara di depan orang banyak. Untuk mewujudkan ini semua perlu chamistry, perlu mengetahui audiesnya. Jadi , antara pemberi berita dan penerima berita, satu maksud dan tujuannya.

Demikian sahabat, berita dari saya, semoga bisa diterima dengan baik

Terimakasih dan tetap semangat.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun