Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jum dan Hujan

6 November 2017   16:13 Diperbarui: 6 November 2017   16:43 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'Bagus. Sekarang kau pergilah. Kepalaku pusing mendengar ocehanmu yang tak berguna,' ucap Marno tanpa beban.

'Tapi, Kang..'

'Keluar kau, bangsat!' 'Aku bilang, keluar!'

Marno mendorong tubuh Jum dan membanting pintu dengan kesal. Dalam keadaan seperti ini tak  seorangpun ingin mendengar berita tentang kehamilan. Jum hanyalah sarana yang bisa membantunya mengatasi masalah. Tak ada cinta sedari awalnya. Yang ada hanyalah kepentingan belaka.

Jauh di belakang, Jum hanya bisa menangis sesenggukan.

...

Hujan belum lagi reda. Baju Jum sudah sepenuhnya basah. Wajahnya pucat dan bibirnya menggigil mengerang. Sudah tiga hari ini ia berkeliaran. Seperti tak lagi tahu jalan pulang. Sesekali ia diam, sesekali ia tersenyum muram. Lama kelamaan ia tertawa. Semakin lama semakin keras suaranya. Seolah-olah dilihatnya Marno menyusul dengan membawakan mantel untuknya. Di sebelahnya, emak tertawa sembari mengibaskan selembar sertifikat rumah. Dan Monang, lelaki yang malang itu tersenyum membukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya. Namun bayangan itu satu per satu hilang tiba-tiba. Jum pun mulai menangis tanpa suara. Jemarinya menggaruk kepala dan rambut kumalnya yang tak terasa gatal. Lirih ia bergumam menyebut nama Tuhan. Namun sepertinya Tuhan tidak mendengar. Di saat seperti itu, hanyalah hujan yang bisa dijadikan teman.

.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun