Cinta memberi dirinya dalam banyak cara dan bentuk. Cinta terhadap diri sebagai langkah awal untuk mencintai kehidupan yang lain. Jangan sekali-kali percaya bahwa Cinta kepada hidup lain lebih dahulu ketimbang cinta akan diri sendiri. Cinta memulai dari dalam dirinya sendiri kemudian membagikannya kepada sesuatu/seseorang di luar dirinya.
Terkadang saya dan kalian berhenti pada kata Cinta itu sendiri. Cinta yang demikian terasa manis di bibir, tetapi nihil dalam proses mencintai. Saya kadang tak habis pikir dengan status kata-kata mutiara soal cinta di media sosial, fb misalnya. Kata-kata yang indah dan kekinian, tetapi jarang ditemui kekuatannya dalam hidup yang real.
Cinta mesti diungkapkan, dirasakan, dibagikan dan dihidupi. Cinta yang dalam mampu melewati ujian dan tantangan. Semakin diuji, maka Cinta semakin berakar dan kuat. Cinta yang murni selalu bertahan dalam iman dan pengharapan. Cinta kuat dalam dirinya jika seorang benar-benar menghidupi dengan rasa Cinta. Kemudian, seorang membagi Cintanya dengan berbagai cara kepada sesuatu/seseorang lainnya.
Kekuatan Cinta bukanlah sehari saja. Ia mesti mampu dalam waktu yang tak terhingga. Disinilah Cinta butuh Kesetiaan. Setia dalam menghidupi Cinta dalam dirinya. Setia membaginya dengan yang lain dalam suka maupun duka. Kesetiaan menjadi daya agar Cinta dapat bertahan dalam segala macam situasi.
Perihal mencintai belumlah cukup kuat. Seorang yang sungguh hidup dalam Cinta mesti menanamkan kesetiaan dalam dirinya. Kesetiaan menjaga agar Cinta itu mampu bertahan dalam untung dan malang. Kesetiaan mendukung Cinta agar ia tetap hidup dan bertumbuh dalam kedalaman hati seorang.
Sampai di titik ini, saya dan kalian tetaplah menjaga Cinta yang sedang mekar dalam diri. Cinta ini akan terus berkembang dalam Kesetiaan yang murni. Buatlah hari-hari hidup ini dihiasi dengan Cinta dan Kesetiaan yang membara dan utuh.
#Salam Adven II#