"Dan karena gotong royong adalah ciri khas masyarakat Indonesia , maka ketika zaman beralih ke era digital, tapi nilai gotong royong tetap relevan --- hanya caranya yang berubah."
Di tengah derasnya arus inovasi teknologi, istilah Society 5.0 hadir sebagai babak baru peradaban manusia: ketika dunia digital bukan lagi alat, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam era ini, manusia bukan hanya pengguna teknologi, tapi juga pengendali arah perubahan sosial.
Namun, di tengah semua kecanggihan itu, ada satu nilai lama yang justru semakin penting: gotong royong. Bedanya, kini gotong royong tak lagi dilakukan dengan sekop dan cangkul di sawah, tapi dengan klik, upload, dan share. Selamat datang di dunia gotong royong digital --- semangat kolaborasi baru antara pemerintah dan warga dalam membangun Indonesia 5.0.
Dari Lumbung ke Cloud: Evolusi Gotong Royong di Era Digital
Gotong royong bukan hal baru bagi bangsa ini. Ia sudah hidup sejak nenek moyang kita menanam padi bersama, membangun rumah bersama, atau memperbaiki jalan kampung dengan tenaga sukarela. Nilainya sederhana: bersama itu lebih kuat.
Tapi kini, lumbung padi berubah jadi cloud storage, papan pengumuman berubah jadi dashboard digital, dan rapat RT pindah ke grup WhatsApp. Â Gotong royong berevolusi --- dari fisik ke digital.
Contohnya, di tengah pandemi, ribuan relawan membantu masyarakat lewat platform daring: mengumpulkan donasi, memantau pasien isolasi, hingga mendistribusikan bantuan lewat aplikasi.
Semua dilakukan tanpa harus tatap muka, tapi tetap dalam semangat yang sama: solidaritas sosial.
Begitu juga pemerintah. Banyak instansi kini membuka diri terhadap partisipasi publik melalui kanal digital --- dari aplikasi lapor.go.id, e-musrenbang, SIPD, hingga layanan aduan berbasis media sosial.
Warga tak lagi harus datang ke kantor dinas untuk menyampaikan ide atau keluhan; cukup kirim pesan, foto, atau data --- dan aspirasi langsung diterima.
Inilah wujud nyata gotong royong digital: ketika teknologi bukan menggantikan interaksi sosial, tapi memperluas jangkauannya.
Di era 5.0, gotong royong bukan lagi urusan kampung --- tapi urusan bangsa. Ia berpindah ruang, tapi tidak kehilangan ruh.