Bekasi, 6-9 Juli 2025 --- Seni lebih dari sekadar kreativitas---seni mencerminkan beragam pengalaman hidup manusia, sebab seni adalah bentuk ekspresi diri, tentang sebuah perayaan rasa, imajinasi juga ide-ide yang dituangkan dalam bentuk nyata, real dan pada akhirnya menarik untuk dinikmati oleh lima panca indera manusia. Berbicara tentang kesenian, begitu beragam. Banyak spektrum yang bisa kita bahas. Semua keberagaman tersebut bisa kita sematkan dalam sebuat kata bernama inklusivitas.
Kata inklusi sendiri berasal dari kata bahasa Inggris "include" yang berarti menyertakan. Inklusivitas bukanlah sekadar slogan atau tren, tetapi sebuah komitmen untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan setara bagi semua orang apalagi untuk masyarakat majemuk seperti Indonesia. Maka, inklusivitas bisa dideskripsikan sebagai sebuah bentuk pendekatan yang menghargai dan merangkul keberagaman, memastikan semua individu merasa diterima dan dihargai tanpa memandang latar belakang, keyakinan, atau kondisi mereka. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa inklusif sebetulnya berarti mengikutsertakan semua orang dari berbagai golongan tanpa mengecualikan seorang pun.
Lalu bagaimana dengan Inklusivitas dalam Seni?
Rumah Ombak Kreasi (ROK) adalah salah satu ruang kreatif berbasis komunitas yang mendukung inklusivitas dalam seni. ROK yang didirikan pada 21 Maret 2024, mungkin masih berusia seumur jagung, namun memiliki komitmen yang besar untuk menjadi ruang dan wadah bagi siapa saja yang ingin mengekspresikan diri, Selama kurang lebih enam bulan, Rumah Ombak Kreasi berhasil mengadakan lokakarya berbasis inklusivitas dan hasil dari lokakarya tersebut dipamerkan di Pameran Hasil Lokakarya Minggu Kreasi di Mega Bekasi Hypermall Bekasi mulai 6 hingga 9 Juli 2025.
"Pameran ini bukan hanya soal karya, tapi tentang proses penyatuan perspektif yang berbeda. Kami percaya bahwa inklusivitas adalah denyut nadi dari seni itu sendiri," ungkap Widyanto Gunawan, Ketua Rumah Ombak Kreasi.
Sepekan telah berlalu, namun nuansa dan kenangan yang ditinggalkan oleh Pameran Lokakarya Minggu Kreasi masih meninggalkan jejak-jejak semangat tentang sebuah nilai inklusivitas dan seni. Selama empat hari Pameran Hasil Lokakarya Minggu Kreasi yang mengusung tema "Pemberdayaan Inklusif Sebagai Pendorong Pertumbuhan Minat Kesenian" menampilkan hasil proses kolaboratif antara pelatih-pelatih yang handal dibidangnya masing-masing bersama masyarakat umum, penyandang disabilitas, pelajar, warga lokal, serta komunitas seni dari wilayah Bekasi termasuk juga PKK Duren Jaya, Sentra Rehabilitasi Pangudi Luhur Bekasi, Sanggar Tari Kardinal, Sanggar Musik Putra Budaya dan Disparbud Kota Bekasi. Pameran ini juga memiliki beberapa rangkaian acara pendukung seperti Workshop Clay Art dan Demo Melukis Cat Air.