Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Surga dan Kenikmatannya (Bagian II)

16 Desember 2022   08:46 Diperbarui: 16 Desember 2022   09:14 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com/wirestock 

Para penghuni surga tidak pernah merasa lapar, tapi mereka selalu ingin makan dan menikmati segala makanan yang terhidang di surga. Jika mereka menginginkan suatu jenis makanan, maka makanan yang diinginkan tersebut akan langsung terhidang di hadapannya. Sebanyak apa pun makanan yang mereka telan, mereka tidak akan merasa kenyang.

Para penghuni surga juga tidak pernah merasakan kantuk, lelah, dan payah. Walau begitu, Allah menyediakan kenikmatan yang luar biasa untuk mereka, yaitu ranjang-ranjang yang berjajar. Ranjang mereka terbuat dari emas dan perak. Kasur dan bantalnya terbuat dari bahan yang sangat halus. Firman Allah:

Artinya: "Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertakhtakan emas dan permata, mereka bersandar di atas berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih, dan daging burung apa pun yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Waaqi'ah [56]: 15-24)

Allah juga memberikan kabar gembira kepada para kekasih-Nya yang sabar dalam menjaga keimanan dan ketakwaannya kepada-Nya. Artinya: "Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutra, di sana mereka duduk bersandar di atas dipan, di sana mereka tidak melihat (merasakan teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang berlebihan." (QS. Al-Insaan [76]: 12-13)

Syekh Abdul Qadil Al-Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah, mengatakan bahwa yang dimaksud oleh ayat ini adalah Allah akan memberikan kegembiraan kepada mereka berupa surga, karena kesabaran mereka menahan ujian, melaksanakan perintah, meninggalkan larangan, dan pasrah kepada ketentuan dan aturan dari Allah.

Sangat pantaslah jika mereka kemudian bersenang-senang di surga dengan mengenakan pakaian sutra, bersandar di atas dipan tanpa merasakan kepanasan dan kedinginan karena di sana memang tidak ada musim kemarau dan hujan. Mereka berada dalam kenikmatan surga yang abadi. Selanjutnya, Allah berfirman:

Artinya: "Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah) nya. Dan kepada mereka diedarkan bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kristal, kristal yang jernih terbuat dari perak, mereka tentukan ukuran- nya yang sesuai (dengan kehendak mereka)." (QS. Al-In- saan [76]: 14-16)

Sebagaimana kita dapati dalam ayat di atas, naungan pepohonan di surga itu sangat rindang dan sejuk. Para ahli surga juga dapat memetik dan memakan aneka buahnya sambil berdiri, sambil duduk, ataupun sambil berbaring ria di atas dipan-dipan permatanya. Pendek kata, mereka dapat berbuat sesuka hati. Jika para ahli surga menginginkan buah-buahan tersebut, maka dengan sendirinya ranting-ranting pohon buah itu akan mendekat, sehingga mereka dapat memetik buahnya dengan sangat mudah.

Perihal kristal yang terbuat dari perak yang dapat diukur, sungguh hal itu merupakan sebuah kenikmatan yang sangat luar biasa. Besarnya gelas sesuai dengan besarnya nampan, besarnya nampan sesuai dengan telapak tangan para pelayan surga, sehingga para ahli surga dapat meminumnya dengan pas. Dengan kata lain, ukuran kristal tersebut sudah sesuai dengan isinya, wadahnya, tangan pelayannya, dan selera peminumnya.

Para penghuni surga juga akan mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari para pelayan-pelayan muda yang selalu hilir mudik untuk memenuhi semua kebutuhan para penghuni surga, yang notabene adalah majikannya. Masih dalam surah yang sama, di ayat berikutnya, Allah berfirman:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun