Mohon tunggu...
Lazarus Djami
Lazarus Djami Mohon Tunggu... Pendeta, Wartawan, Ketua PPK Pandawai, Wakil KSPSI

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Perjalanan dalam Kewaspadaan" oleh: Lazarus Djami

13 September 2025   14:41 Diperbarui: 13 September 2025   14:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangerang -Jakarta 

Perjalan Penuh Kewaspadaan
Pagi ini coba keluar,
Mencoba penyelamat baru, jauh berjalan banyak yang dilihat.
Berdua saja pagi ini melihat suasana baru Kota Tangerang. Ada banyak pengalaman baru yang kami rasakan.
Dirasa asik, tetapi kenyataannya tidak. Hal itu karena, disetiap sudut jalan terlihat oleh kami pemandangan yang tidak enak, ada banyak sampah berserakan, aroma yang membuat kami banyak membuang ludah.
Lagi, sepanjang jalan hati kami harus menahan napas panjang, karena hilir-mudik kendaraan yang terhitung centi meter saja jaraknya dengan bau kami. Akibatnya kami harus kebanyakan menoleh ke belakang. Dalam hal itu, kami berpikir, pejalan kaki pun harus pakai spion.

ami lanjutkan perjalanan, sambil sesekali lirik, ke kiri dan kanan jalan, jangan sampai ada orang yang kami kenal, tetapi tidak ada. Di jalan iuu juga, tidak ada pejalan kaki, s lain kami berdua. Menghibur diri, luar biasa pemerintah buat trotoar hanya untuk kita saja Adi.Walau hati tetap dak, dik, duk, kaminterus melangkahkan kaki kami, dan masuk di sebuah mini market, kami terus periksa harga semua barang yang dijual dengan harapan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan di kampung kami. Ternyata, sama saja, kami terus periksa jangan sampai ada sabun mandi yang harga Rp. 3.000, dan ketika saya tanya kepada adik saya, ada juga, tapi dapatnya setengah.Kai membayar di kasir, sambil sesekali kasir mempromosikan kopi, kami katakan tidak. Menunggu kantong untuk mengisi barang yang kami beli, ternyata tidak ada, harus dibeli lagi, ampun sudah, semua uang.
Selain itu, kami tanya, berapa harga permen 1 buah sambil Adi menunjukkan kepada kasir tadi, ternyata, tidak sesuai dugaan, pindah lagi ke barang yang lain, juga hal yang sama. Akhirnya, kami kembali ke asrama.
Dalam perjalanan pulang kami, sambil mengingatkan, supaya tetap waspada, ingat anak dan istri yang terus menunggu kepulangan kita.
Begitulah cerita kami (Lazarus Djami dan Katmiel Djami) di Tangerang -Jakarta.
LDJ

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun