Mohon tunggu...
Laurens W
Laurens W Mohon Tunggu... Lainnya - 😀😀😀

Be yourself !

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teman Sejati Vs Teman Palsu

30 Januari 2021   12:15 Diperbarui: 30 Januari 2021   12:27 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Selama covid-19 memberikan dampak kepada kita dari sisi psikologi. Ada yang mengalami stress, ada yang mengalami kepanikan, ada juga orang yang tergila-gila dengan materi. Bermodalkan kata-kata terkadang bisa membuat semuanya berubah. Ya kadang kita bisa merasa " dasar itu orang jago banget ngomongnya. " Kadang kita menjadi mudah terpengaruh sama orang lain.

Segala kata-kata orang lain semuanya bisa masuk akal dikita. Kadang juga kata-kata orang lain bisa manis banget kata-katanya. Kata-kata itu bisa memberikan dampak besar ke kita, tergantung dari kita untuk terpengaruh atau tidak. Dan juga tergantung dari orang yang berkata-kata itu apakah memang memiliki alasan yang baik atau tidak dibalik dari perbuatan yang dilakukannya.

Dari pandemi ini, saya hanya ingin berbagi pengalaman bahwa jangan mudah percaya terhadap orang lain. Tidak semua yang diucapkan orang lain itu cocok dengan kebutuhan kita. Ya jangan mengikuti perasaan tapi gunakanlah logika sebaik-baiknya. Jangan mudah terpercaya baik orang itu mengucapkan sebaik apapun kata-katanya. Oiya satu lagi, komunikasi sebaiknya gunakan empati jangan hanya pakai simpati.

Simpati yang digunakan hanya untuk kepentingan pribadi saja tanpa melihat kondisi orang lain. Itu tidak baik. Gunakan empati, lihat kondisi orang yang bersangkutan, dan pikirkan kalo kondisi itu terjadi di dirimu sendiri itu akan seperti apa. Pikir dulu sebelum bicara karena terkadang kepercayaan itu sulit untuk dipegang kembali jika sudah hilang.

Tapi saya belajar artinya siapa teman sesungguhnya dan siapa teman yang palsu. Uda dapat yang diinginkan lalu kabur begitu saja. Lalu perhatikan kata-kata yang diucapkan apakah benar atau tidak secara logika. Kadang ada yang berbicara hanya seperti fitnah, ga tau apa-apa tapi seolah-olah tahu segalanya. Seolah-olah merasa dirinya paling pintar dan benar.

Entah karena kepepet mau cari income yang lebih banyak makanya berbuat seperti itu. Kadang bahkan perlu dilakukan kebohongan agar bisa dapat lebih banyak lagi mangsanya. Hahaha, apakah hal itu lumrah bagi orang yang menjalankan bisnis ya? Entahlah.

Jangan anggap remeh orang lain dan perlakukanlah orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Jika ada hal yang tidak baik yang kamu tidak suka, tinggalkanlah segera. Lalu jika terjadi pengalaman buruk di dalam hidupmu, jadikanlah pelajaran. Uang itu bisa dicari lagi tapi terkadang kepercayaan itu yang paling penting.

Jika sudah hilang, susah untuk dikembalikan lagi. Walaupun uang bisa dicari, tapi harus gunakan secara bijak juga. Pikirkanlah secara hati-hati sebelum membeli atau mendapatkan sesuatu. Apalagi kalo orang yang awalnya kamu percayai tersebut tiba-tiba menghilang, tidak ada yang bisa kamu lakukan. Mereka juga tidak akan peduli terhadapmu.

Dan yang terakhir, pikirkanlah dahulu sebelum berbicara. Kata-katamu bisa menjadi pedang yang membunuh atau menyembuhkan. Bahkan bisa membunuh kepercayaan orang yang mendengarnya.

You will find out who your true friends or fake friends around you.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun