Mohon tunggu...
Laurensius Alvin
Laurensius Alvin Mohon Tunggu... Lainnya - Laurensius Novian Alvin

Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Atmajaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Inklusivitas dan Multikulturalisme dalam Film

25 Januari 2022   05:13 Diperbarui: 25 Januari 2022   05:19 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Cohive.space
Sumber: Cohive.space

Pada kasus ini teori yang dipilih adalah multikulturalisme dan inklusivitas pada film. Multikulturalisme merupakan sebuah pemikiran dimana setiap orang menjunjung tinggi adanya perbedaan. Inklusivitas merupakan sebuah sudut pandang yang bertujuan untuk menyamaratakan posisi setiap orang yang ada di dalam masyarakat untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Menurut Azyumardi Azra (2007) multikulturalisme merupakan sebuah pandangan hidup yang mengedepankan kebersamaan atas adanya perbedaan, baik perbedaan agama, politik, hingga suku bangsa. Dengan kata lain multikulturalisme merupakan suatu tindakan menghargai perbedaan atau biasa disebut dengan toleransi.

Pada kasus ini metodologi yang dipilih adalah analisis teks, yaitu dengan cara menganalisis film-film yang mengandung nilai-nilai dari teori yang akan dikemukakan. Analisis dilakukan dengan cara mencari nilai yang terkait dengan teori dalam film dan menghubungkannya dengan isu sosial yang ada. Film yang akan dianalisis adalah film The Suicide Squad (2021) dan Avengers: Endgame (2019). 

Kedua film tersebut merupakan film yang mengandung nilai multikulturalisme dan inklusivitas. Oleh karena itu, kedua film tersebut akan dibahas dalam kasus ini.

Sumber: Republika.co.id
Sumber: Republika.co.id

Film The Suicide Squad (2021) merupakan salah satu film yang mengandung adanya teori multikulturalisme. Di dalam film tersebut terdapat sebuah kelompok yang terdiri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tidak dapat dijadikan sebagai alasan penghambat dalam bekerja sama.

Sebuah kelompok dapat berjalan jika semua anggotanya memiliki tujuan dan ambisi yang sama, dengan begitu perbedaan bukan menjadi penghalang bagi kelompok untuk mencapai tujuannya. Di dalam kelompok juga harus terdapat seseorang yang memimpin, guna untuk mengatur arah tujuan dari kelompok tersebut.

Dengan adanya perbedaan kita dapat mengisi kekurangan satu sama lain, sehingga kelompok yang ada dapat mencapai suatu kesempurnaan tertentu. Terlebih lagi dalam menghadapi masalah, kelompok tersebut dapat saling membantu satu sama lain, sehingga masalah dapat dengan cepat terselesaikan.

Hal ini juga tidak terlepas dari kepercayaan terhadap satu sama lain di dalam kelompok tersebut. Di dalam kelompok kita harus bisa membangun kepercayaan terhadap orang lain, agar tidak mudah terjadi konflik di dalam kelompok tersebut.

Kunci utama dalam multikulturalisme adalah sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain, sehingga mulai muncul rasa kepercayaan terhadap satu sama lain, yang nantinya rasa kepercayaan itu akan membuat kerja sama suatu kelompok menjadi lebih mudah. Dengan begitu lama-kelamaan di dalam kelompok tersebut akan terjalin hubungan tersendiri, bahkan dapat menjadi hubungan saudara atau teman dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun