Mohon tunggu...
Laura Noya
Laura Noya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang siswa

siswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepercayaan Masa Pra-Aksara Sampai Sekarang

15 November 2022   12:52 Diperbarui: 15 November 2022   12:55 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman praaksara sudah ada sebuah kepercayaan sebab mereka menyadari bahwa semua di sekitar mereka ada dan nyata karena ada yang menciptakan dan menggerakkan semuanya dengan kekuatan yang lebih besar dari mereka. Sampai sekarang kepercayaan mulai berkembang dan manusia memiliki hak untuk dapat memilih kepercayaan mereka masing masing dengan mengikuti hati nurani mereka. Dalam agama tentu mengajarkan kebaikan dan membuat kita sebagai orang yeng bermoral mengerti mana yang baik mana yang buruk, dan menjadi pedoman hidup.

Zaman Pra-Aksara

Zaman praaksara merupakan zaman saat manusia belum bisa mengenal tulisan dari masa Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum dan zaman perunggu. Masa Paleolitikum adalah masa yang sepenuhnya bergantung pada alam dan berburu adalah saranan makanan yang utama, sehingga perlu hidup berpindah-pindah untuk mencari makanan atau nomaden karena suatu  daerah sebelumya memiliki persedian makanan yang sudah menipis. Mereka berburu menggunakan sebuah kapak perimbas yaitu kapak genggam, pada saat itu mereka berburu menggunakan batu dan digenggam dengan tangan langsung. 

Manusia pada masa Mesolitikum memiliki kehidupan sosial lebih rapi, tertata dan maju di bandingkan sebelumnya. Untuk mencari makanan masih menggunakan cara memburu hewan besar tapi mereka juga melakukan sistem mengumpulkan makanan, mulai menangkap ikan dan mulai hidup semi menetap yang berdekat dengan air atau dalam goa, selain itu terjadi perubahan atau percampuran dengan pendatang proto dan deutro yang menyebabkan perbedaan suku sampai sekarang. 

Hal-hal ini dapat ditemukan dari peninggalan manusia zaman Mesolitikum, yaitu lukisan dalam goa-goa, sampah dapur merupakan fosil seperti kulit kerang atau siput, kapak genggam, alat tulang, dan flakes atau alat serpih hasil batu pecahan yang dibentuk menjadi lebih tajam dan memudahkan dalam berburu. Dalam kepercayaan mereka, mereka melukis dinding goa-goa untuk upacara atau ritual agama mereka untuk menghormati para nenek moyang atau mendapatkan perlindungan dari roh-roh jahat, dengan tiga warna, yaitu hitam, putih dan merah. Selain mengalami percampuran, mereka sudah mulai mengenal kepercayaan, yaitu Animisme dan Dinamisme. 

Animisme dalam KBBI artinya adalah kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda, artinya mereka percaya kepada roh nenek moyang atau arwah yang masih hidup meskipun setelah kematiannya dan makhluk yang berjiwa lainnya, sehingga mereka akan melakukan ritual pembacaan doa, pemberian sesajn dan korban. Sedangkan Dinamisme juga merupakan benda, namun hanya benda-benda tertentu yang memiliki kekuatan atau sebutan lainnya 'mana' di dalamnya. Maka mereka akan mencari benda tersebut yang memiliki kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan menyembahnya dengan ritual atau upacara pemberian sesaji, sehingga akan merasa tenang dan nyaman karena berada dekat dengan zat tersebut, diyakini bahwa saat nenek moyang meninggal rohnya akan mendiami tempat-tempat tertentu.


Zaman Neolitikum mulanya pengetahuan menghasilkan makanan sendiri dengan bercocok tanam yang dibawakan oleh bangsa luar, sehingga mereka tinggal secara menetap dan membangun rumah yang sederhana dengan kayu atau bambu. Untuk bercocok tanam dan membangun rumah  dilakukan dengan penebangan, membakar pohon-pohon belukar, menanam benih, memelihara ternak dan membuka lahan, setelah tanah tidak subur lagi mereka akan pergi pindah mencari hutan lain dan seterusnya. Dari sini mulai kerja sama atau bergotong-royong dalam kelompok dan dipilih seorang pemimpin untuk dapat mengatur kehidupan bersama dalam kelompok. Pada masa ini, kepercayaan berkembang dengan animisme dan dinamisme, bahwa orang yang sudah meninggal akan hidup di tempat yang berbeda yang tergantung pada amal perbuatannya saat masih hidup dan bagaimana upacara penguburan dilaksanakan. 

Megalithikum menyangkut peninggalan batu-batu besar, dan mereka gunakan untuk penyembahan. Menghasilkan batu-batu besar, mereka juga mendirikan bangunan megalitik dengan maksud yang berhubungan alam kubur, di bangung agar menghindari bahaya yang mungkin dapat mengacam perjalanan para arwah dan mendapatkan kehidupan yang abadi jika ikut turut dalam mendirikan bangunan. Mereka membuat tatanan massai dari punden berunden karena mereka ingin memuja nenek moyang dan meninggikan roh nenek moyang memuatnya berdasarkan naluri mereka untuk membuat sesuatu yang lebih tinggi. Mereka menganggap gunung adalah tempat yang pas untuk pemujaan terhadap nenek moyang mereka karena keinginan mereka untuk membuat suatu kedudukan yang lebih tinggi. Semua berdasarkan tinggi karena jika semakin tinggi maka semakan suci.

Zaman perunggu salah satu dari zaman logam dimana masyarakat lebih maju secara kebudayaan dan cara berpikir. Masa perunggu adalah perkembangannya para manusia pada zaman itu dalam mengelolah logam perunggu menjadi berbagai macam peralatan dan membantu kegiatan kehidupan mereka bahkan secara spiritual juga, terutama di Indonesia yang diawali dengan zaman perunggu banding kan dengan tetangganya yang dimulai dengan zaman tembaga. 

Namun, masa manusia mulai mengenal tulisan berbeda-beda di setiap daerahnya tapi pastinya sebelum masehi dan zaman yang sudah mengenal tulisan akan memasuki era pra-sejarah, selain tulisan mereka mengalami perkembangan yang sama-sama berbeda ada yang terlebih dahulu mengalami perkembangan teknologi sedangkan peradaban bangsa lain masih tertinggal. Untuk zaman praaksara di Indonesia diperkirakan mengenal tulisan sekitar abad ke-5 Masehi, ditemukan sebuah peninggalan Prasasti Yupa di Kalimantan Timur.

Tri Kerukunan Umat Beragama 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun