Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Dua Sahabat, Herry FK dan Arke

28 Oktober 2015   23:14 Diperbarui: 29 Oktober 2015   06:55 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi - www.abstractfineartprints.com"][/caption]

Ada cinta ada benci, ada persahabatan ada permusuhan, ada bahagia ada sedih, ada pertemuan ada perpisahan….

Demikian Herry FK yang selalu ramai bersuara gukgukguk di ruang ini, mengawali kesedihannya.

Rasa sedih atas kehilangan sahabatnya, Arke si Sempak. Walau ia mencoba sembunyikan rasa itu di balik kepura-puraan sikap kenthirnya.

Selamat jalan Arke, duka cita yang dalam untuk ente bro, sebuah kehilangan yang besar bagi Planet Kenthir, semoga jalan yang ente ambil ini lebih membahagiakan.

Duuh.. Jadi ikut sedih.

Bagi Herry, si Sempak adalah kebutuhan jiwanya. Dialah yang dihampiri saat hatinya lapar. Dia juga yang dicari saat jiwanya butuh kedamaian. Di balik keanehan dan kenyentrikannya, Arke sahabat yang baik, tulus dan tidak pernah takut membisikan kata ‘tidak’ di kalbunya sendiri, juga tiada pernah menyembunyikan kata ‘ya’.

Sahabat sejati tiada berduka kala perpisahan. Karena yang dikasihi dalam dirinya mungkin lebih membahagiakan dalam ketiadaannya. Bagai hamparan tanah merdeka bagi pesakitan, nampak lebih agung daripada ruang pengap berjeruji.

Tak berniat di dalam persahabatan sejati selain saling meluaskan jiwa. Karena pamrih bukanlah ketulusan, akan tetapi sebuah jaring yang ditarik perahu nelayan untuk menangkap kesia-siaan.

Gorila selalu mempersembahkan yang terindah bagi si Sempak, juga sebaliknya. Bagi Gorila Merah, Sempak-lah pengisi ceruk kekosongannya. Dan dalam manisnya persahabatan keduanya selalu ada gelak-tawa, saling berbagi kebahagiaan, juga kegetiran. Bukankah dalam beningnya embun pagi kita bertemu dengan sang fajar? Bertemu dengan gairah kehidupan?

Kong Arke telah pergi meninggalkan kita semua disini. Selamat jalan, Kong...

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun