Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik

18 Tahun Jatuhnya Soeharto: 16 Bom Siap Ledak di Istana dan Reformasi Omong Kosong

22 Mei 2016   11:39 Diperbarui: 22 Mei 2016   12:24 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fall of Soeharto (www.pinterest.com)

Sebelumnya, pada 16 Mei 1998, bersama Cak Nur (almarhum Nurcholish Madjid), Malik Fadjar, Utomo Dananjaya, dan S. Drajat, Cak Nun merumuskan bahwa reformasi adalah pergantian kekuasaan total. Pak Harto turun dengan seluruh jajaran kabinetnya. MPR dan DPR bubar, kemudian membentuk Komite Reformasi, terdiri atas 45 tokoh reformis.

Komite Reformasi itu akan secara darurat menjadi MPR sementara, yang bertugas mengangkat kepala negara sementara dan menugasinya untuk membikin pemilu paling lambat setahun sesudah Pak Harto lengser. Di antara 45 anggota Komite Reformasi itu ternyata ada tiga tokoh Orba: Akbar Tandjung, Jenderal Wiranto, dan Pak Harto sendiri, yang berseberangan melawan 42 orang lainnya.

Dari pertemuan itu tersiar kabar, jika militer telah menyebar 16 bom di jalan-jalan sekeliling Istana dan pom bensin. Bom akan diledakkan saat Soeharto benar-benar dijatuhkan, bukan berhenti atas keinginan pribadi. Bom juga diletakkan di tol dan jalan menuju Istana, untuk menutup akses bagi siapapun, dan akhirnya militer ambil kekuasaan.  

Cak Nun memaparkan bom tersebut berdaya ledak cukup tinggi dengan detonator dipegang oleh seorang tentara yang bergerak dalam sebuah tank. Komando peledakan ada di bawah wewenang seorang jenderal bintang dua dari kelompok TNI tertentu.

Soeharto sebenarnya sudah tidak lagi peduli dengan jabatannya, dan legawa akan melengserkan diri. Tidak jadi presiden pun tidak patheken ungkapnya.

Soeharto juga mengatakan bahwa demonstrasi mahasiswa tidak sedikitpun menggetarkan dirinya. Dia menganggap mahasiswa-mahasiswa itu tidak tahu apa-apa, dan ada yang mengerahkan. Dia bergetar kala tahu rakyatnya mulai bertindak anarkis dan menjarah bahkan membunuh. Saat itu, Soeharto mengakui jika ia merasa telah gagal sebagai pemimpin.


Beruntung pertemuan itu berlangsung dengan cair, sehingga tidak ada perintah komando agar si tentara itu menekan tombol detonator. Bom yang jika meledak akan dapat merubah sejarah reformasi pada bangsa ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun