Mohon tunggu...
Laura Amalia
Laura Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Self-Improvement & Public Speaking enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Later" is Getting Too Loud: Mengenal Prokrastinasi untuk Pengembangan Diri yang Lebih Baik Lagi

24 Agustus 2025   07:56 Diperbarui: 24 Agustus 2025   07:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nanti aja deh kerjain nya, deadline-nya masih lama kok

Eh, udah ada progress nih, nanti aja deh sisanya, scrolling dulu

Nanti deh mulainya, tunggu mood aja

Terkadang, kita merasa bahwa menunda untuk mulai mengerjakan sesuatu itu lebih asyik, dibandingkan harus menghadapinya sekarang juga. Apalagi ketika dihadapkan oleh beberapa aktivitas lain atau ada waktu yang cukup panjang dengan tenggat waktu yang ditetapkan. Respon "nanti, nanti, dan nanti" yang kita berikan ada sebutannya, lho, sob. Apa itu? Yap, prokrastinasi.

Yuk kenalan lebih jauh lagi---ini bisa jadi langkah kecil untuk self-improvement kita!

Sebenarnya, Prokrastinasi Itu Apa, Sih?

Secara istilah, prokrastinasi berasal dari kata kerja Latin "procrastinare", secara harfiah artinya menunda hingga hari lain/hari selanjutnya. Ini merupakan kombinasi dari dua kata: "pro" yang merupakan kata keterangan untuk gerakan maju dan "crastinus" yang berarti milik hari esok (DeSimone, 1993 dalam Ferrari, 1995). 

Prokrastinasi itu sebuah penundaan, baik penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan. Sejalan dengan Ghufron & Suminta (2010), prokrastinasi menunjukan suatu kecenderungan dalam menunda-nunda pengerjaan dan penyelesaian suatu pekerjaan/tugas. 

Kenapa Penting untuk Kenal Prokrastinasi?

Dewasa ini, prokrastinasi menjadi musuh yang bisa dirasakan di segala generasi, misalnya adalah generasi milenial & gen-Z yang dikenal sebagai digital natives. Hal ini membuat gen-Z dan milenial erat dengan media sosial.

Distraksi yang dihasilkan dari kemajuan teknologi memiliki peran besar, diperkuat dengan data yang dihasilkan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) 2024, gen-Z menjadi kelompok usia yang tingkat kontribusinya paling banyak dibanding kelompok usia lain, yaitu mencapai angka 34,40%. Ditambah, generasi milenial tercatat sebesar 30,62%. Media sosial yang banyak digunakan adalah Tiktok. Penggunanya mencapai 31,72% generasi milenial & 46,84% generasi Z. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun