Mohon tunggu...
Latip 28
Latip 28 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lelaki yang belajar untuk menjadi ayah, juga suami

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mati Syahid

28 September 2011   08:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adi bergegas ke kamar mandi,kemudian memakai sarung, baju koko dan kopiah. Tak lupa sajadah tersampir di pundaknya, Al Quran kecil di tangannya. Tak lupa ia menyemprotkan wewangian di badannya, harum semerbak memenuhi hidung ketika ia lewat.

Ia berpamitan pada ibu dan ayahnya, mencium tangan dan mengecup kedua pipi mereka. Terasa ganjil memang, tak biasanya ia seperti ini. Seringkali ia pulang sekolah, meletakkan tas dan alat sekolahnya, kemudian berlari menuju masjid karena sholat jumat sudah dimulai dari tadi. Atau bahkan dia langsung ke masjid dan pulang ke rumah seusai sholat jumat. Hari ini benar-benar berbeda, bukan kebiasaannya.

Adi mengambil shaf kedua dari depan, tepat di depan mimbar tempat khotib berkhotbah. Kali ini Ia ingin fokus mendengarkan khotbah jumat, tidak bercanda bersama teman sekolahnya seperti biasanya. Ia benar-benar ingin merasakan beribadah seolah-olah ini ibadah terakhir yang ia lakukan sebagaimana yang diajarkan guru mengajinya. Ia ingin mempraktekkannya, ingin khusyuk dalam mendekatkan diri pada-Nya.

Adi menggelar sajadahnya, meletakkan Al Quran kecil di atasnya, kemudian bertakbir, menunaikan sholat sunnah. Seuasi sholat ia tak membuang banyak waktu, ia membaca al quran. Kebaikan demi kebaikan seolah dengan ringan ia kerjakan, tak ada beban sedikitpun.

Adzan berkumandang, khotib memulai khotbah setelah itu. Dalam khotbahnya ada hadist yang menarik yang ia dengar, “Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Barang siapa membunuh dirinya dengan besi, maka tangannya akan menusuk-nusukan besi itu keperutnya di neraka jahanam dan kekal di dalamnya. Barang siapa meminum racun untuk membunuh dirinya, maka dia meneguk racun tersebut di neraka jahanam kekal di dalamnya. Dan barang siapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya maka dia akan menjatuhkan dirinya di neraka jahanam dan kekal di dalamnya."
(HR.Imam muslim)

Iqomah berkumandang. Begitu cepat sholat jumat kali ini, seolah tak menyisakan waktu sedikitpun selain ibadah. Adi khusyuk mengikuti rangkaian sholat jumat, tak ada yang terlewat, semuaterekam begitu jelas dalam pikirannya.

"Assalamualaikum warrahmatullah", Adi mengakhiri sholat dengan salam. Ia menengok ke kanan, sebelum ia sempat mengucap salam kedua, sebelum ia sempat menengok ke kiri, suara dentuman keras menguncang masjid itu. Adi pergi, salam keduanya menggantung. Salam terakhir sebelum menuju alam keabadian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun