Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lembutkan Hati, Lakukan 7 Langkah Ini

7 April 2017   06:40 Diperbarui: 7 April 2017   16:00 4450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tiap kali jam kosong atau beberapa menit sebelum latihan,  saya suka mengunjungi tempat favorit di kampus: balkon lantai empat dan ruang latihan paduan suara. Balkon itu menghadap ke halaman. Pemandangannya indah. Suasananya tenang. Sedangkan di ruang latihan paduan suara, terdapat sebuah piano. Saya suka memainkannya, terkadang sambil bernyanyi. Saya betah menghabiskan waktu sendirian di dua tempat itu. Saya bisa berdoa, berpikir, menetralisir perasaan dari berbagai emosi negatif,  menenangkan diri, menangis,   dan bermain piano di sana. Tak satu pun yang tahu tempat rahasia saya itu, kecuali para Kompasianer yang sekarang membaca tulisan  ini.

Bagaimana harus kulupakan semua

Saat hati memanggil namamu

Apa harus kurelakan kenyataan

Kita memang tak sejalan

Namun kau adalah pemilik hatiku (Calvin Jeremy-Pemilik Hatiku).

Penggalan lirik itu dinyanyikan dengan iringan piano. Ketenangan menghangati hati saya saat menyentuh tuts-tuts piano dan memainkannya. Penat, sedih, rindu, dan kecewa berkurang seketika. Mulai dari lagu-lagunya Calvin Jeremy sampai Glenn Fredly, Afgan sampai Adele, dan Marcel sampai Belinda Peregrin, saya suka sekali memainkannya. Tentu semuanya lagu-lagu ballada bernuansa sedih.  Benar kata orang, seni dapat menenangkan dan melembutkan hati. Namun, apakah hanya seni yang mampu melembutkan hati?

Saya bersyukur mengenal banyak orang yang berhati lembut. Di antara sekian banyak pria-wanita berhati lembut yang saya kenal, ada pula beberapa Kompasianer yang dekat secara personal dengan saya. Sedikit demi sedikit menganalisis mereka, saya rasakan beberapa di antara mereka pun mempunyai hati yang lembut.

Siapa yang tak mau punya hati yang lembut? Baik laki-laki maupun perempuan pantas memiliki hati yang lembut. Kelembutan tidak hanya dari hati, melainkan dari sikap dan tutur kata. Orang yang berhati lembut juga berpeluang menjadi pendamping hidup yang ideal.

Hati yang lembut membuat seseorang menjadi peka dan perasa. Ia dapat mengerti perasaan orang lain. Ia bisa merasakan apa yang orang lain rasakan. Empatinya tinggi, begitu pula jiwa sosialnya.

Orang yang berhati lembut mampu mengembangkan sifat penyayang. Ia menyayangi, mencintai, dan mengasihi siapa saja. Ia bisa menerima apa adanya. Bisa membantu semua orang dengan tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun