Politics war nya pause dulu dong. Game over kalau perlu. Hari ini...no politik, no hate speech, no hoax. Karena ini hari apaaaa?
Iya, benar! 14 Februari itu hari Kasih Sayang a.k.a Valentine's Day. Eits, udahlah nggak usah tegang urat syaraf dulu. Lupain pro kontra merayakan Valentine. Lupakan, lupakan!
Young Lady cantik bermata biru mau ajak Kompasianers menyapa anggota keluarga kita yang lagi berulang tahun: Rustian Al Ansori. Atau Young Lady lebih suka memanggilnya Pak Tian.
14 Februari 54 tahun lalu, seorang Kompasianer tekun penulis puisi lahir. Puisi-puisinya relevan dengan situasi yang terjadi di sekitarnya. Tak hanya puisi. Bapak kece satu ini pun sering menyajikan reportase tentang kegiatan pemerintahan di Bangka. Produk-produk jurnalistiknya menghiasi kanal Kompasiana.
Selain itu, ayah puisi kita ini sudah punya buku loh. Antologi puisi Hujan Kata Kota Logam yang dibuatnya bersama Koko Sunlie Thomas Alexander dan beberapa sastrawan lokal Bangka. Ia giat menyebarkan virus literasi di tengah sepinya geliat sastra. Keren kan? Tepuk tangan dong buat Pak Tian.
Jam terbangnya dalam menulis cukup tinggi. Jelas lebih tinggi dari Young Lady cantik yang Cuma jadi butiran debu. Buktinya, karya-karya Pak Tian telah dimuat di sejumlah media. Antara lain Wanita Indonesia, Republika, Singgalang, Sumatra Express, Swadesi, Tribun Olahraga, Angkatan Bersenjata, Simfoni, Mitra Desa, Sriwijaya Post, Media Guru, Gelora Musi, Bangka Post, Babel Post, Rakyat Post, dan lain-lain.
Pak Tian ini serba bisa. Nulis puisi, ok. Nulis cerpen, cakep. Nulis artikel, wah jangan ditanya. Beberapa puisinya pun mengajarkan kita tentang toleransi. Baca saja puisinya yang berjudul Temanku Tionghua. Atau puisinya yang lain, Masih Ada Lampion Di Kampung Kita.
Ada pula puisi-puisinya yang memberi pesan kejujuran. Coba kalian baca puisi Jadilah Jujur, Jujur Yang Diingkari, Jujur Jadi Batu, Temukan Hakikat Kejujuran, dan Ungkap Jujur. Sebuah puisi tentang alam pernah ditulisnya dengan memikat: Pagi dan Matahari. Dua puisi tentang hujan ia tulis dengan indah: Berteduh dan Alam Tak Marah. Wow, menyentuh sekali.
Dulu, waktu awal-awal kenal Pak Tian, Young Lady tertular energi positif yang dituliskannya lewat puisi-puisi khas di pagi hari. Pagi ceria di Kompasiana jadi penuh semangat karena disuguhi puisi-puisi tentang pagi. Pikir Young Lady, rajin sekali Kompasianer yang pagi-pagi sudah berpuisi. Berpuisi di pagi hari itu berat, biar Pak Tian aja.
Tapi, tapi, oh tapi...ternyata bukan pagi saja. Believe it or not, Young Lady sering menemukan puisi-puisi baru milik ayah dua putri ini kala dini hari! T.o.p.
Tanda tanya tumbuh di kepala Young Lady. Sudah lama ingin Young Lady tanyakan. Siapa tahu beliau yang lagi ulang tahun mau jawab. Bagaimanakah proses kreatifnya? Mengapa Pak Tian bisa begitu produktif dan tekun tiap harinya? Bagaimana cara mengatur waktu antara menulis, bekerja, beristirahat, dan quality time dengan keluarga? Produktivitasnya itulah yang mengagumkan dan layak ditiru.
Oh ya, Young Lady cantik juga penasaran. Seperti apakah kalau puisi-puisi karya Pak Tian dinyanyikan atau dimusikalisasi? Young Lady ingin tahu kalau saat penulis puisi kita ini membacakan/menyanyikan puisinya. Pasti bagus.
Satu lagi pertanyaan nakal yang melintas: kenalkah Pak Tian dengan Andrea Hirata? Bukankah Bangka tetanggaan sama Belitung? Ups...
Ada 3 pria yang paling Young Lady sayangi di Kompasiana: Ronald Wan, a.k.a malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan", Opa Effendi, dan Pak Tian. Bukan berarti nggak sayang sama yang lain. Cuma sama 3 pria ini beda aja. "Calvin Wan" yang paling beda. Untuk ketiga pria ini, Young Lady dengan senang hati memberikan kisah-kisah cantik di Kompasiana. Termasuk yang lagi on going: 3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka. Kado terselubung di bulan yang banyak momen spesialnya.
Otak Young Lady yang out-of-the-box sering membayangkan sesuatu tentang mereka. Bagaimana kalau tiga pria tampan di Kompasiana ini fashion show? Ow, mungkin ini karena bawaan Young Lady cantik yang suka modeling. Pasti charming banget kalo yang cakep-cakep di Kompasiana pada berparade. Tebar pesona di catwalk dengan koreografi memikat. Mereka aja bisa menari dengan pena kok. Pasti menari di atas runway ok punya.
Finally...selamat ulang tahun, Pak Tian. Semoga sehat, bahagia, dan dilindungi Allah. Tetap rendah hati dan produktif. Konsistensi di Kompasiana menunjukkan kerendahan hati, walau sudah berulang kali menelurkan karya di media ternama. Selalu kreatif dan inspiratif.
Kompasianers, Selamat Hari Kasih Sayang.
