"Insya Allah. Doakan saja." Calvin tersenyum, membalas pelukan adiknya.
Tuan Erlambang menghampiri mereka. Aurora berada dalam gendongannya. Ia serahkan si kecil Aurora pada Calvin. Calvin menggendong Aurora, sementara putri cantiknya itu terlihat tenang dan bahagia dalam dekapan Calvin.
"Anakmu cantik sekali, Calvin." Tuan Erlambang memuji.
"Iya, Pa. Akan kubesarkan anak cantik ini dengan tanganku sendiri." janji Calvin.
Adica dan Tuan Erlambang tersenyum bangga. Salut dengan kesungguhan Calvin. Bukan Calvin Wan namanya jika tidak konsisten. Sekali berjanji, akan dipegangnya janji itu dengan konsisten dan penuh tanggung jawab.
Tak lama, Clara dan Silvi bergabung dengan mereka. Mencubiti pipi Aurora. Menciumnya, mengelus-elus kepalanya. Gemas dengan si cantik nan imut Aurora.
"Kalau bisa jadi Aurora, aku mau kembali jadi anak kecil lagi." tukas Clara tanpa malu-malu.
Silvi, Calvin, Adica, dan Tuan Erlambang tertawa mendengarnya. Aurora ikut tertawa meski belum paham dialog orang-orang dewasa di sekelilingnya itu.
"Yakin mau jadi anak kecil lagi?" goda Adica, menyentuh ujung dagu Clara.
"Yakin dong. Biar jadi imut dan cute lagi."
Sementara Clara dan Adica saling bercanda satu sama lain, Silvi berpindah ke samping kanan Calvin. Menatap Calvin dan Aurora tak puas-puasnya.