Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pameran Naskah Kuno Menuju Kraton Ngayogyakarta Ramah Milenial

5 April 2019   14:39 Diperbarui: 5 April 2019   14:49 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doc: starjogja.com
Doc: starjogja.com

"75 naskah kuno yang digitalisasi dan kami kembalikan ke Indonesia adalah langkah awal," ungkap GKR Hayu, ketua panitia symposium internasional "Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta" dalam rangka Mangayubagya 30 Tahun Masehi Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bale Raos, Jumat (8/2/2019) (tribunjogja.com)

Menurut putri ke-empat Sri Sultan HB X ini, (mungkin) ada ratusan naskah kuno yang hilang dan disinyalir tersebar di Inggris, Belanda, dan belahan dunia lainnya. Sementara ia menyebutkan bahwa ada 3 naskah kuno yang tersimpan di museum Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dia juga mengungkapkan bahwa manuskrip tentang "Teaching of Hamengku Buwono (HB) I" yang berisi cara memimpin dan pelajaran yang diajarkan raja pertama Kraton Mataram tersebut ditemukan di British Library, Inggris. Miris. Padahal manuskrip tersebut merupakan investasi penting milik keraton Yogyakarta.

"Dalam kesempatan ini saya ingin mengulangi ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para sejarawan dan peneliti yang berasal dari luar negeri maupun domestik atas perhatiannya yang suntuk pada budaya Jawa," kata Sri Sultan HB X (jogjaprov.go.id)

Suatu kebanggan saat beberapa naskah milik kraton dikembalikan oleh Inggris, meski dalam bentuk digital. Beruntung saya dapat meyaksikan salah satu naskah digital tersebut dalam pameran naskah di Bangsal Pagelaran Kraton.


Doc: kratonjogja.id
Doc: kratonjogja.id

Naskah yang tersebar di Inggris adalah jarahan Raffles bertepatan dengan peristiwa Geger Spehi. Tahun 1812. Awalnya Sri Sultan HB II tidak berkenan dengan kebijakan Raffles terkait pertanahan dan pengelolaan keuangan. Namun Raffles melihat hal tersebut sebagai ancaman. Setelah serangan kecil-kecilan, meriam Inggris meyalak kembali tanggal 20 Juni 1812.

Serangan meriam tersebut mengarah ke alun-alun utara, tepat kea rah pintu masuk kraton. Pasukan Inggris yang terdiri dari tentara Eropa dan pasukan Sepoy (India) dibantu oleh pasukan dari Legiun Mangkunegaran menyerang kraton Yogyakarta. (kratonjogja.id)

Foto di kawasan kraton Doc: Dimas Anggoro
Foto di kawasan kraton Doc: Dimas Anggoro

So, what you waiting for-millenials-? Kini berkunjung ke kraton tak hanya disuguhi bangunan mistis dan pola kehidupan tertutup, melainkan juga wawasan naskah kuno. Naskah kuno yang dipamerkan menceritakan awal berdirinya kraton, silsilah Sri Sultan, hingga kesenian dan kebudayaan yang tetap lestari sampai sekarang. Lambang penobatan, ilustrasi Geger Spehi, dan denah lingkungan kraton turut menghiasi area pameran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun