Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lasem Sky Garden Cafe Mengolah "Green Wall" Menjadi Makanan Sehat

1 Januari 2019   23:24 Diperbarui: 1 Januari 2019   23:43 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Green wall dari ratusan pot tanaman. (Dokpri)

Menjalani kehidupan di ruang perkotaan menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Pun mereka yang memiliki hobi bercocok tanam. Alih fungsi lahan pertanian menjadi gedung adalah masalah yang minim solusi. Pada akhirnya ruang gerak bagi orang-orang yang tertarik mengembangkan potensi pertanian kian sempit. Namun seiring perjalanan waktu, inovasi di bidang pertanian menujukkan perkembangan positif.

Pertanian lahan sempit (lasem) sudah mulai populer di Indonesia. Salah satu bentuk pertanian lahan sempit tersebut disebut urban farming (kegiatan yang memanfaatkan lahan untuk pertanian di wilayah perkotaan). Konsep urban farming biasanya memanfaatkan ruang (misalnya dinding) untuk vertikal garden. Urban farming memiliki beragam manfaat, mulai dari minimalisir penggunaan lahan, hemat waktu untuk menanam tanaman kebutuhan sehari-hari (sayuran dan bumbu dapur), hemat tenaga untuk berbelanja sayur, hingga rasa bahagia ketika menikmati hasil penen sendiri.

"Orang yang mau menanggung risiko adalah orang yang berinvestasi" (Prasetyastuti Puspowardoyo, owner Lasem Sky Garden Cafe)

Keuntungan lain yang diperoleh dari sistem lasem bagi Ibu Pras adalah investasi bisnis kafe. Pada hari Rabu (26/12) saya mengunjungi salah satu kafe di Jogja yang menggunakan konsep urban farming sebagai salah satu wujud budaya sehat dan mandiri. Kafe cabang yang terletak di Jalan Letjend Suprapto ini juga menyuguhkan sky view dengan sebagian ruang tanpa atap. Sisi selatan dihiasi ratusan pot berbentuk persgi panjang yang membentuk green wall (dinding dari tanaman). Deretan meja dan kursi juga berjajar di sudut ruang yang berbatasan dengan jalan raya. Pengunjung pun dapat leluasa mengamati aktivitas pengguna jalan lengkap dengan antrian macetnya. Bingkai hiasan dari kayu, pot dari dirigen, dan lampu dari botol pun menambah keunikan kafe di lantai 2 ini. So, space ini cocok untuk pecandu malam dengan riasan lampu jalan serta gedung-gedung di sekitarnya. Maka dari itu kafe ini bernama Lasem Sky Garden. Lasem sendiri merupakan singkatan dari lahan sempit.

Salah satu sudut favorit (Dokpri)
Salah satu sudut favorit (Dokpri)
Selain tujuan bisnis, Ibu Pras juga ingin menggerakkan pola hidup sehat dengan konsumsi healthy food. Berbagai bahan pokok menu pada cafe ini berasal dari hasil panen kafe utama yang berlokasi di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Lasem tak hanya menawarkan menu lokal, melainkan juga cita rasa global. Untuk Indonesian food misalnya nasi goreng, basi bakar, capcay, pindang, nasi campur. Minumannya juga beragam, ada wedang uwuh, beras kencur, kunir asem, wedang jahe, dan lain sebagainya. Western food diantaranya pasta, lasagna, sandwich, dan auflauf. Berikut beberapa menu yang menemani sore saya kali ini:

Kombucha bunga telang dan kunyit (Dokpri)
Kombucha bunga telang dan kunyit (Dokpri)
    
  • Kombucha

Kali ini saya berkesempatan menikmati minuman dengan bahan alami. Saya mencoba kombucha (minuman hasil fermentasi) dengan varian kunyit. Penampakannya kuning cerah tanpa pewarna buatan. Rasanya kunyit pekat namun segar karena dipadukan dengan air es. Sebagai bentuk go green, gelas juga berisi sedotan ramah lingkungan yang dapat digunakan dalam jangka panjang. Dengan begitu limbah sampah plastik akan berkurang.

Salad Sambal Dabu (Dokpri)
Salad Sambal Dabu (Dokpri)
  • Salad Sayur Sambal Dabu

Sayuran segar yang disiram sambal dabu ini cukup menggoyang lidah. Irisan bawang bombay pun turut menggugah selera dipadukan dengan sambal dabu.

Caesar Salad (Dok: Monyoku)
Caesar Salad (Dok: Monyoku)
  • Caesar Salad

Menu satu ini adalah favorit saya. Dibuat dari roti tawar, keju, daun selada, dan telur rebus. Satuan rasanya menjadi gurih, crunchy dari selada segar, dan tambahan rasa khas keju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun