Mohon tunggu...
Latifah Hardiyatni
Latifah Hardiyatni Mohon Tunggu... Buruh - Buruh harian lepas

Latifah, seorang wanita penyuka membaca dan menulis sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerita Ramadan: Minder Sama Cucian

1 April 2023   09:23 Diperbarui: 1 April 2023   09:32 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Awal bulan mentari bersinar cerah. Secerah wajah Sumi yang mau mendapat gaji bulanan dari suaminya. Dia yang sudah selesai membersihkan rumah duduk di teras rumah sambil bermain ponsel. Tak jauh dari rumah Sumi---hanya tersekat jalan kampung---para tetangga sudah menggelar kepang untuk menjemur padi.

Rajin bener mereka, ya. Pagi-pagi sudah mau jemur padi. Batin Sumi sambil sebelum membuka kunci ponsel. Di kampung Sumi sedang musim panen padi. Para tetangga yang punya sawah atau yang menjadi buruh pemetik padi akan menjemur padi miliknya saat hari cerah seperti ini agar kering saat disimpan nanti.

Saat Sumi sedang asyik scroll media sosialnya, Rojali---suami Sumi yang seratus persen berdarah betawi---kekuar rumah. Dia sudah siap memakai pakaian kerja tanda mau berangkat.

"Ya elah, Sum. Tuh tetangge udah jemur padi. Lah elu malah ngejogrok maen hape."

"Emang kenapa, Bang? Udah selesai bersih-bersih, kok. Aku bisa santai, dong, Bang."

"Gegayaan lu. Santai. Santai! Tuh cucian numpuk. Mau lu jadiin sarang tikus tuh sempak?"

Sumi mendesah pelan sambil mematikan ponselnya. Wajahnya mendadak terlibat mendung, berbanding terbalik dengan langit yang kian cerah.

"Kalo aku nyuci nanti langsung ujan, Bang. Kan, kasihan mereka yang mau jemur padi."

"Alesan aja lu. Bilang aja males dan mau gue cariin adik madu biar bantuin elu. Mana ada teori macam tu. Noh liat langitnye cerah bener, kek, muka gue."

"Ya udah, iya aku nyuci sekarang."

Sumi berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya ke belakang setelah menyalami Rojali yang mau berangkat kerja. Wajah wanita itu masih saja cemberut meski sudah sampai di kamar mandi.

Sebagai suami istri yang baru pindah rumah ke jawa, Sumi dan Rojali harus berhemat. Makanya Sumi harus mencuci pakaian dengan cara manual. Namun, hal itu tak masalah bagi Sumi. Justru dia menyambut baik hal ini sebab bisa jadi tempat untuk melampiaskan emosinya yang tak tersalurkan.

"Enak aja bilang adik madu. Nih adik madu!" ucap Sumi sambil membanting pakaian penuh busa ke lantai. Lalu, dia memeras pakaian kencang sekali. "Aku peres juga kamu, Bang!"

Tiga puluh menit berselang. Akhirnya pekerjaan Sumi selesai. Tepatnya dia sudah kelelahan membanting dan memeras pakaian. Setelah mandi yang kedua kalinya, Sumi keluar dari kamar mandi dengan seember cucian.

Dengan kecepatan melebihi Marc Marquez, Sumi sudah selesai berganti pakaian, menyisir rambut, dan memakai make up tipis-tipis. Dia tak mau terlihat pucat di depan tetangganya, tak mau menjadi bahan rasan-rasan mereka.

Setelah memastikan sekali lagi di depan cermin, Sumi keluar menuju samping rumah. Tangan Sumi cekatan menaruh pakaian basah dalam jemuran.

"Akhirnya selesai juga," kata Sumi sambil membuang sisa air di dalam ember.

Baru saja Sumi mau masuk ke dalam rumah saat lamat-lamat terdengar suara gemuruh petir. Seketika Sumi berhenti dan berbalik menatap langit yang perlahan mendung.

"Gue bilang juga apa, Sum!" teriak Sumi pada dirinya sendiri. "Matahari minder ama cucian elu! Buktinya dia langsung ngumpet di balik awan."

Dengan langkah gontai Sumi mendekati tiang jemuran. Saat itu pula para tetangga cepat-cepat menutup padi mereka lagi. Mereka menyayangkan mendung yang langsung datang.

"Maafin Sumi, ya, Allah. Sumi khilaf," kata Sumi sambil menatap para tetangganya.

Magelang, 1 April 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun