Mohon tunggu...
Lasmita Amelia
Lasmita Amelia Mohon Tunggu... Freelancer - Sholehah lah setiap hari, siapa tau esok mati.

Green - Ice Cream

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pertanyaannya "Ada dan Tidak Ada Kamu Apa Bedanya?"

20 April 2022   23:07 Diperbarui: 20 April 2022   23:14 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sedang sibuk apa beberapa waktu belakangan ini ? Ada yang sudah sibuk mempersiapkan kue lebaran ? Ada yang sudah beli baju lebaran ? Atau bahkan ada yang mulai sedikit bingung dengan banyaknya target yang amalan yang belum tercapai ? 

Jika dicermati dengan seksama, sudah hari keberapa ramadhan sekarang ? Pintu exit ramadhan mulai terlihat. Apa yang diharapkan bertambah selama ramadhan ini ? Habit ibadah yang tertata ? 

Hafalan alqur'an yang bertambah drastis ? Atau tahajud yang tidak pernah putus ? Atau apa nih ? Hebat ya teman-teman yang sudah berhasil dengan ibadahnya, semoga Allah masukkan kedalam golongan orang yang bertaqwa dan Allah jaga untuk selalu istiqomah. Aamiin. Tapi, apa ibadah pada Allah itu sudah cukup untuk menjadikan diri ini baik dimata Allah ? 

Apa yang menurut kita cukup, belum tentu cukup bagi Allah. Kamu dengan pemikiran tingkat makhlukmu, Allah dengan segala kesempurnaanNya sebagai Sang Khalik.

Amanah hubungan yang harus dibina dan dijaga manusia ada dua arah. Hubungan untuk tetap dekat dengan Allah (Hablum minallah) dan hubungan untuk bersilaturrahmi dengan sesama makhlukNya (Hablum minannas). 

Jika dibuat coretan, maka hubungan dengan Allah adalah garis tegak lurus keatas, dan hubungan dengan sesama makhluk adalah garis mendatar. Manusia seimbang imannya jika ia mampu menjalankan fungsi kedua garis tersebut. 


Dengan beribadah sholat, bersedekah, tilawah, dan mengerjakan amalan sunnah lainnya, maka ia sedang menjaga hubungannya dengan Allah. Bersilaturrahmi, bertegur sapa, saling membantu, dan memberi manfaat untuk sekitar, adalah cara manusia membina hubungannya dengan sesama.

Teringat seorang yang amat sangat bermanfaat dilingkunganny. Ia seorang pria paruh baya. Setiap beberapa hari sekali ia memungut sampah dijalanan disekitar tempat tinggalnya, dijalanan didepan rumahnya, bahkan ia sering menyapu jalan umum hingga bersih dari sampah ulah manusia maupun sampah dedaunan. Ia kumpulkan sampah itu, dan membuangnya pada tempat sampah. Sebagian pekarangan rumahnya ia relakan untuk menjadi jalan umum. 

Berkatnya, terciptalah gang kecil sebagai jalan pintas untuk masuk ke komplek bagi pejalan kaki. Sering ia berdiri didepan rumahnya, atau sedang sibuk menyapu dan mengumpulkan sampah, ketika disapa ia selalu mengangguk atau tersenyum, dan respon yang paling panjang didengar hanyalah "yooop". Ia sosok ayah dan kakek dikeluarganya, serta sosok warga yang akrab dengan sesama. Tidak begitu banyak bicara, tapi hadirnya memberi banyak arti.

Dini hari tadi, ketua RT mengabarkan bahwasannya sosok bapak teduh tersebut telah wafat. Orang yang tidak kenal dekat dengannya turut merasa kehilangan. 

Sepeninggal beliau, banyak cerita bermunculan. Entah itu dermawannya dia, baik hatinya dia, betapa sayangnya dia pada anak sambungnya, betapa ia mengsihi cucunya, hingga muncul sebuah kalimat dari warga yang turut memandikan jenazah"Jenazahnya bersih sekali, saya kagum". 

Seperti ada petikan ranting berbunyi tek dihati, dan sebuah kalimat pun disambung warga lain "Bagaimana tidak bersih, almarhum dikesehariannya saja selalu membersihkan jalanan yang sebenarnya bukan kewajiban beliau, tdak heran jika jenazahnya bisa bersih begitu...". Lihatlah, kehadiran beliau memberi arti, dan keadaan akan berbeda ketika beliau telah tiada, entah siapa lah lagi yang bersih-bersih diarea itu. 

Entah bagaimana nasib jalan pintas yang sudah lama dipakai masyarakat pejalan kaki, akan kah jalan tersebut tetap dipergunakan seperti sedia kala atau akan ditutup oleh ahli warisnya. Cara beliau membina hubungannya dengan sesama manusia sangat sederhana, namun tidak semua orang mampu melakukannya.

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain" (HR. Ahmad). 

Dari hadist diatas dapat disimpulkan, bahwa memberi manfaat untuk manusia lain akan membentuk pribadi sebagai sebagai sebaik-baiknya manusia. Tidak perlu menunggu kaya atau berkuasa dahulu, cukup lakukan apa yang dapat kamu lakukan. Sebab banyak berkah yang dapat lahir dari kesederhanaan. 

Orang yang biasa memberi manfaat akan semakin bahagia jika ia dapat memberikan lebih dan lebih lagi. Dan akan merasa ada yang kurang jika ia tidak melakukan hal tersebut. Tidak terasa sudah lebih dua pekan ramadhan dilalui, semoga resolusi diri tercapai, hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia dapat terjaga selalu. Mari manfaatkan sisa ramadhan ini untuk menjadi pribadi yang bertaqwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun