Mohon tunggu...
Lasarus Goleo
Lasarus Goleo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penikmat kata

Sepak bola/komedi/pengarang puisi liar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seluk Beluk Sekolah Dasar (SD) di Desa Bailengit dari Tahun 1991-1996

7 November 2022   14:43 Diperbarui: 7 November 2022   14:51 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung sekolah dasar di desa Bailengit (Dok pribadi)

Melalui kesepakatan pemerintah desa serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) desa Bailengit, tepatnya pada tahun 1991 pemerintah desa memberikan subsidi anggaran untuk membangun sekolah cabang tingkat SD dalam desa. Dari hasil keputusan tersebut masyarakat dapat membangun gedung sekolah sekalipun hanya dalam berbentuk darurat. 

Disini dapat dilihat bahwa, sekolah tersebut dibangun atas dasar masyarakat, melalui kesepakatan tersebut maka dana yang ada di desa padakala itu disalurkan untuk pembangunan gedung sekolah tersebut. 

Jumlah ruangan pun masih sangat terbatas yang dibangun saat itu karena hanya tiga ruangan saja. Sedangkan untuk material yang dipakai masih dibilang kalsic karena hanya dibangun secara darurat, seperti digunakan material diding bambu dll. 

Proses pembangunannya sekolah darurat tersebut selama dua tahun, sehingga sekolah tersebut baru beroperasi atau dapat digunakan untuk menjalankan proses belajar mengajar pada awal tahun 1993.

Keterlambatan pembangunan gedung darurat ini punya alasan sendiri mengapa demikian sebab bangunan ini yang sifatnya darurat lalu memakan waktu selama dua tahun. Sebagai mana diketahui ternyata keterlambatan atau kandasnya pembangunan ini dikarenakan anggaran yang menjadi kendala utama. 

Diketahui bangunan dengan ukuran 6 x 18 ini menghabiskan dana Rp. 5. 000.000 dan sesuai kesepakatan dana tersebut diambil dari Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD karena saat itu program Dana Desa (DD) dari APBN belum ada. 

Dengan demikian secarah otomatis dana tersebut masih sangat terbatas pada saat itu maka mengambil jalan pintas bangunan tersebut harus dibangun secarah berlahan.  

 Status sekolah sendiri masih menggunakan SD GMIH Soamaetek. Hal ini dikarenakan sekolah yang dibangun ini adadalah cabang dari sekolah yang berada di desa soamaetek maka satatusnya belum digunakan sebagai SD Negeri Bailengit pada waktu itu. Hal lain yang menjadi faktor penyebab belum diberikan status secara mandiri karena ada regulasi yang mengatur tentang sekolah pada saat itu. 

Bahwasanya, status tersebut dapat diberikan kepada pihak sekolah setelah sekolah tersebut memiliki ruangan sebanyak enam. Sedangkan sekolah ini pada saat itu hanya memiliki bangunan sebanyak tiga ruangan.

 Sekalipun sekolah ini hanya bercabang dari sekolah SD GMIH Soamaetek, namun hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dengan demikian, sekolah ini dipercayakan kepada salah satu guru yaitu Soleman Timilong untuk mengorganisir sekolah tersebut.  

 Namun, dengan adanya keterbatasan gedung sekolah maka hal ini menjadi sebuah ganjaran kewajiban khususnya pada murid-murid yang akan menyelesaikan sekolah dalam bangku SD khususnya yang telah lulus dibangku kelas tiga dan lanjut naik kelas empat harus ke SD GMIH Soamaetek sebab disana sudah memiliki ruangan yang cukup, mulai dari kelas satu hingga kelas enam karena sekolah ini menjadi pusat dari sekolah yang ada di Bailengit.

 Seiring berjalannya waktu sekolah tersebut mendapatkan tantangan baru soal kemajuan pendidikan, hal ini karena kesadaran pihak sekolah bahwa hal yang tidak mungkin sekolah ini akan ditanggung oleh desa selamanya, mengingat desa pun mempunyai kebutuhan tersendiri, belum lagi anggaran untuk desa sendiri masih sangat terbatas kala itu.  

Karena tidak dianggap membantu pembangunan fisik maupun pembangunan manusianya oleh masyarakat Bailengit hinggah memasuki pada tahun 1996 datanglah seorang perintis serta tokoh penting dalam sejarah pendidikan Bailengit. 

Bapak Samuel Kapita tokoh dibalik kehadiran SD Negeri Bailengit. Berpikir kedepan, mencerdaskan generasi menjadi gumul ketika itu, sehinggah jalan yang sulit dilalui tidak mengurutkan niat dan tekat untuk juang misi mulia itu.

 Pada tahun yang sama pula Bailengit yang masih masuk dalam daerah kabupaten Maluku Utara dan kota Ternate menjadi ibu kota pada saat itu maka kantor perintahan pun didirikan atau ditempatkan di kota Ternate.

Dengan sulitnya jalan menuju ke kota ternate bapak Samuel dapat menyebrangi. Ketika itu dari Bailengit ke kota Ternate memiliki dua alternatif untuk bisa ditempuh ke terminal penumpang yang saat itu bertempat di pusat Kao. 

Seperti dijelaskan diatas bahwa jalur yang akan dilalui memiliki dua arah yaitu jalan darat dan laut, yang jika melalui laut maka menggunakan rakit dan berlayar disungai wailamo dengan jarak 70 km yang harus dilewati, semuanya itu dapat dilakukan karena tekad dan impian pada generasi mendatang.

 Dalam pengurusan seperti ini yang tentunya bukan tanpa halangan, terbukti pada saat bapak Samuel memperjuangan sekolah tersebut. Pertama kali beliau pergi ke kota Ternate sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Maluku Utara untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Bailengit dalam bidang pendidikan, pihak pemerintah daerah tidak langsung mengakomodir aspirasi tersebut. 

Hal tersebut mengharuskan beliau balik pulang hingga terhitung beliau tiga kali pergi ke pusat pemerintahan baru bisa diakomodir aspirasi tersebut oleh pemerintah kabupaten. Ini semua bukan karena pihak pemerintah tidak bisah atau tidak dapat mengakomodir aspirasi tersebut. Namun hal ini bukanlah tanpa proses yang dengan sendirinya terwujud. 

Dengan demikian bapak Samuel Kapita harus bolak balik ke pusat pemerintahan guna mengawal niat baik atau aspirasi ini sampai terwujud, karena tak lupa juga semuanya harus tersedia atau layak untuk didirikan sebuah sekolah, seperti kondisi dilapangan dan beberapa ketentuan secara legalitas yang perluh dipenuhi sebagai syarat membangun Sekolah Negeri tingkat SD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun