Mohon tunggu...
Laras Putri
Laras Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa

i am just a woman who wanna become a calm woman when it comes to any situation and my biggest goal is calmness right now, i am sick of irritation, anger, sadness, and rage.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

kisah perjuangan pedagang topi kaki lima

12 Januari 2025   21:37 Diperbarui: 12 Januari 2025   21:53 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang Topi (Sumber : dokumen pribadi)

Di bawah teriknya matahari yang menyengat, seorang pria paruh baya dengan senyum ramah berdiri di atas trotoar, dikelilingi tumpukan topi berwarna-warni. Pak Jayadi namanya, seorang pedagang kaki lima di kawasan pasar tradisional di pinggiran kota. Hidupnya adalah cerminan perjuangan keras, keuletan, dan keyakinan bahwa setiap usaha akan berbuah hasil.

Pak Jayadi lahir di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara dalam keluarga yang sederhana. Kehidupan di desa tidaklah mudah. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, Pak Jayadi terpaksa berhenti sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan lebih lanjut. Ia pun memutuskan merantau ke kota besar untuk mencari penghidupan.

Perjalanan Pak Jayadi dimulai sebagai penjual kopi keliling. Namun, hatinya selalu mengatakan ingin menjadi wirausaha. Suatu hari, ia melihat seorang pedagang kaki lima yang menjual topi di dekat tempat wisata yang banyak di kunjungi orang orang. "kadang topi jadi hal yang tidak penting, tapi banyak orang membutuhkannya," pikirnya. Berbekal tabungan kecil, ia membeli beberapa topi grosiran untuk dijual kembali di sudut trotoar.

Pada awalnya, usaha Pak Jayadi penuh liku. Ia sering diusir petugas karena berjualan di tempat yang tidak diperbolehkan. Tak jarang, dagangannya sepi pembeli karena minim pengalaman dalam menawarkan barang. Namun, ia tidak menyerah. Dengan sabar, ia belajar cara berkomunikasi dengan pelanggan, memilih lokasi strategis, dan mencari pemasok yang menawarkan harga terbaik.

Lambat laun, usaha Pak Jayadi mulai berkembang. Ia dikenal sebagai pedagang yang ramah dan jujur. "Pak Jayadi itu selalu tersenyum, meski dagangannya belum laku," ujar seorang pedagang lain yang memang sudah kenal dengan Pak Jayadi. Selain sikap rendah hati, ia juga sering membantu pedagang lain yang kesulitan, berbagi pengalaman, atau meminjamkan modal kecil.

Kesuksesan Pak Jayadi tidak hanya terlihat dari jumlah topi yang terjual, tetapi juga dari bagaimana ia membangun hubungan dengan pedagang lain. Setiap pagi, ia memulai harinya dengan doa dan keyakinan bahwa rezeki sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. "Saya percaya, kalau kita ikhlas dan sungguh-sungguh, Allah pasti memberi jalan," katanya.

Sekarang Pak Jayadi telah memiliki lapak tetap yang lebih nyaman di pinggir jalan utama. Dari hasil jerih payahnya, ia berhasil menyekolahkan ketiga anaknya hingga ke perguruan tinggi. Ia juga aktif dalam kegiatan sosial di lingkungannya, seperti membantu anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan.

Bagi Pak Jayadi, menjadi pedagang kaki lima bukanlah pekerjaan yang hina. Baginya, profesi ini adalah bagian dari hidup yang penuh arti. "Yang penting halal dan barokah," ucapnya. Setiap hari, ia terus berdiri di atas trotoar, menyambut pelanggan dengan senyum yang tidak pernah pudar, membuktikan bahwa kesuksesan tidak melulu tentang seberapa besar usaha, tetapi seberapa tulus hati dalam menjalaninya.

Pak Jayadi adalah bukti nyata bahwa keberanian untuk memulai, ketekunan dalam berusaha, dan sikap syukur dalam menjalani hidup dapat mengubah segala keterbatasan menjadi peluang. Di tengah hiruk-pikuk kota, kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin mengejar mimpi, meski dari tempat paling sederhana.

Setelah tahu kisah hidup Pak Jayadi, diri saya pun menjadi termotivasi untuk lebih semangat dalam menjalani apa yang sedang saya lakukan, karena semuanya tidak ada yang instant dan proses tidak akan menghianati hasil.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun