Mohon tunggu...
Mayangthika
Mayangthika Mohon Tunggu... Guru - Guru || Penulis

~ Hujan kecil penghujung November ~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips agar Tidak Menjadi Tetangga yang (Sok) Maha Tahu

1 Mei 2021   06:07 Diperbarui: 1 Mei 2021   08:24 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi. Sumber: www.katapakwe.com

Tetangga masa gitu? Persis seperti sebuah judul sinetron yang pernah tayang di tv. Pernak-pernik kehidupan bertetangga yang unik yang diceritakan, tidak jauh berbeda dengan kehidupan bertetangga di dunia nyata. 

Pernah tidak suatu ketika, kita di hadapkan oleh tetangga yang membuat kita selalu mengelus dada bahkan sukses membuat kita menangis? Semua yang kita lakukan adalah salah di mata mereka. Berlaku baik, mereka bilang "sok baiklah atau caperlah." Kalau kita cuek, mereka bilang "sombong." Kita bersedih, mereka bilang "makannya jadi orang itu jangan bla...bla...bla..." seperti sedang menyalahkan. Bila kita sedang mendapatkan rejeki atau kesenangan. mereka bilang "Uh dasar pamer". Kalau pernah, berarti kita senasib. Hehehe.

Tetangga, satu kata berjuta rasa. Tidak ada habisnya.  Tetangga yang baik termasuk sebuah rejeki dari Allah untuk kita. Namun, bagaimana bila kita mendapat tetangga yang berperangai buruk? Ini juga termasuk ujian untuk kita. Bila kita berhasil mengatasinya, maka kita akan menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Tetapi bila kita tidak bisa mengatasinya, maka kita akan menjadi pribadi yang buruk pula karena kita terus menerus memikirkan apa kata tetangga. Sepertinya slogan "kuat dilakoni ora kuat di tinggal ngopi" bisa coba dipakai juga nih. 

Dalam bertetangga kita mengetahui bahwa ada adab atau norma yang berlaku. Diantaranya yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbelasungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.

Tentunya kita ingin menjadi tetangga yang baik bukan? Kehadiran kita selalu di nanti dan dirindukan. Menjadi tetangga yang baik salah satu cirinya adalah tidak menjadi tetangga yang sok paling tahu, yang seolah-olah mengetahui dengan pasti tentang permasalahan yang terjadi di kehidupan orang lain.

Berikut ada tips yang bisa kita lakukan agar kita tidak menjadi tetangga yang  (sok) maha tahu.

1. Menyadari bahwa ujian dan rejeki seseorang itu berbeda.

Sebagai manusia biasa, sudah selayaknya kita menyadari bahwa setiap orang mempunyai takdirnya masing-masing. Baik itu rejeki, ujian, dan bahkan mati pun sudah di takdirkan oleh Allah. Maka ujian dan rejeki seseorang dengan orang lainnya pun tidak akan sama. 

Ada yang harta benda nya berlimpah, namun keharmonisan anggota keluarganya tidak ada. Ada pula yang seluruh anggota keluarganya harmonis, namun kurang dalam segi harta. Ada pula yang dari segi harta dan keharmonisan keluarga nya baik, namun kehadiran orang ketiga menguji iman. Dan masih banyak lagi contohnya.

Jadi jangan menjadi heran apalagi sampai penasaran mengulik kisah permasalahan tetangga kita, apalagi sampai menguak dan menyebarkannya.

2. Berusaha fokus kepada permasalahan sendiri.

Permasalahan yang terjadi di rumah tangga sendiri pun tidak kalah banyaknya. Maka berusaha fokus pada permasalahan sendiri agar kita bisa mendapatkan solusi yang terbaik. 

Jadi gerakan tutup mata, mulut dan telinga dari bisik-bisik tetangga yang tidak baik, kita lakukan mulai hari ini.

3. Budayakan Tabayyun.

Dari laman wikipedia.com, Tabayyun menurut bahasa adalah telitilah dulu. Kata tersebut dapat dilihat pada surat Al-Hujurat/49:6. Dalam ayat tersebut dijelaskan:" jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian".

Tabayyun merupakan salah satu tradisi umat islam yang dapat dijadikan solusi untuk memecahkan masalah. Tradisi ini digunakan terutama untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Metode tabayyun digunakan untuk mengklarifikasi serta menganalisis masalah yang terjadi. Dengan harapan mendapatkan kesimpulan yang lebih bijak, arif dan lebih tepat sesuai keadaan masyarakat sekitarnya.

Jangan sampai kita menjadi menyesal karena ucapan kita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Jangan sampai pula bila kita sudah terpojok lalu kalimat pamungkas kita adalah"Saya juga dapat info ini dari katanya..." jadi lempar batu sembunyi tangan deh.

4. Hindari berkunjung ke tetangga bila tidak ada kepentingan.

Kegiatan iseng berkunjung ke tetangga adalah awal dari berghibah. Karena awal nya hanya sekedar "sedang apa bu? Iya nih sama saya juga kerjaan di rumah sudah selesai semua dan bingung mau ngapain lagi" hingga akhirnya sampailah ke topik "Eh tau ngga, kemarin itu saya liat si A itu bla...bla...bla..." membahas topik si A sampai menguliti.

Pernah suatu ketika, saya dan suami melihat sekelompok ibu-ibu sedang berdiskusi serius sekali. Dari siang sampai tengah malam.Ya, tengah malam jam 23.00 itu masih berlanjut loh. Kami sampai ter heran-heran, topik apakah yang sedang mereka diskusikan hingga sampai tengah malam pun masih belum rampung.

Apakah mereka sedang membahas permasalahan yang terjadi di Indonesia? Apakah topik nya adalah perang yang tidak berkesudahan yang terjadi di Palestina? atau Apakah mereka sedang mencari solusi tentang krisis yang sedang terjadi di negara ini?

Ah, sudahlah. Dengan melihatnya saja kita sudah mengetahui seperti apa mereka.

5.  Isi waktu luang dengan hobi yang positif.

Hobi bisa menjadi senjata ampuh untuk mengusir kejenuhan di waktu luang.Jadi carilah hobi yang positif yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita. Bila wawasan dan pengetahuan bertambah, akan mempengaruhi pola pikir kita pula.  Apalagi kita bisa mendapatkan uang dari hasil hobi kita itu.

Bukankah pekerjaan yang paling menyenangkan itu adalah hobi yang dibayar?

Semoga beberapa tips diatas bisa mengisnpirasi kita agar menjadi tetangga yang baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun