Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Merenda Kepemimpinan yang Membumi

14 Maret 2025   14:20 Diperbarui: 16 Maret 2025   06:29 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vita baru saja dipromosikan menjadi manajer di departemen yang penuh dengan junior-junior yang berpengalaman sesuai background study mereka, ada juga beberapa senior yang dominan dan telah lama bekerja. Hari pertama di kantor baru terasa canggung. Di rapat pertama, dia bisa merasakan pandangan sinis dari timnya, yang seolah-olah meragukan kemampuannya. Banyak yang menganggapnya orang luar yang tak tahu apa-apa. Bahkan saat memberikan instruksi, dia merasa banyak yang mencibir di belakang. Vita tahu bahwa mendapatkan rasa hormat dari tim yang sudah lama bekerja bersama bukanlah hal yang mudah, dan ia harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan dirinya.

Namun, alih-alih merasa terintimidasi, Vita memilih untuk tetap teguh. Setiap kali dimarahi oleh atasan karena hasil yang tidak memuaskan atau dikritik tajam oleh timnya, dia tidak membalas dengan emosi. Vita tahu bahwa seorang manajer harus menunjukkan ketangguhan mental, tidak mudah baperan apalagi meleyot dan lumer seperti karamel. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Dalam rapat-rapat yang penuh tekanan, Vita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, berusaha memahami masalah yang ada dan mencari solusi yang terbaik.

Seiring berjalannya waktu, Vita mulai menyadari bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang memberi perintah, tetapi juga tentang membangun hubungan yang lebih dalam dengan timnya. Ketika tim mulai mencibirnya, Vita tidak membalas dengan sikap defensif. Sebaliknya, dia berusaha untuk membuka komunikasi dan memberi kesempatan bagi tim untuk berbicara dan berbagi kekhawatiran mereka. Vita mengedepankan pendekatan kolaboratif dan empatik, yang perlahan-lahan mengubah atmosfer kerja yang tadinya kaku menjadi lebih terbuka dan saling mendukung.

Lama kelamaan, gaya kepemimpinan Vita yang lebih empatik dan mendengarkan mulai menghasilkan hasil positif. Tim yang awalnya ragu, kini mulai merasa dihargai dan diperhatikan. Vita, yang awalnya dianggap sebagai manajer baru yang tidak tahu banyak, kini dipandang dengan rasa hormat. Namun, Vita menyadari bahwa untuk membawa tim ke arah yang lebih baik, dia perlu memberikan visi dan arah yang jelas.

Vita memutuskan untuk menggagas sesi strategis bersama tim, di mana mereka bisa berdiskusi tentang tujuan jangka panjang dan bagaimana setiap individu bisa berkontribusi. Dalam sesi tersebut, Vita memperkenalkan visi dan misi yang lebih besar untuk departemen mereka.

"Visi kita adalah menjadi bagian integral dari kesuksesan perusahaan dengan memberikan kontribusi dalam inovasi dan efisiensi. Misi kita adalah untuk meningkatkan kualitas kerja kita setiap hari, bekerja secara kolaboratif, dan melampaui ekspektasi perusahaan," kata Vita dengan tegas.

Vita juga menjelaskan bagaimana visi dan misi tersebut selaras dengan strategic goals perusahaan, seperti meningkatkan kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, dan mendorong inovasi berkelanjutan. Dia ingin timnya memahami bahwa setiap tindakan mereka memiliki dampak langsung terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dengan cara ini, Vita tidak hanya membangun rasa saling percaya, tetapi juga memberikan arah yang jelas.

Setelah visi dan misi tersebut dicanangkan, Vita merumuskan target-target yang lebih konkret dan terukur. Salah satunya adalah meningkatkan efisiensi operasional tim sebesar 10% dalam tiga bulan. Setiap anggota tim diberi tanggung jawab yang jelas, dan mereka memahami bagaimana kontribusi mereka akan membantu perusahaan mencapai tujuan yang lebih besar.

Vita juga memastikan bahwa setiap langkah menuju target tersebut tetap realistis dan dapat dicapai. Untuk itu, dia melakukan evaluasi rutin dan memberikan umpan balik kepada tim. Vita percaya bahwa memberi penghargaan terhadap pencapaian kecil sangat penting untuk menjaga semangat dan motivasi tim. Setiap kali ada kemajuan, dia tak lupa mengucapkan terima kasih dan memberi pujian yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun