Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Evaluasi Diri Sendiri untuk Hasil yang Lebih Baik

3 Desember 2022   17:42 Diperbarui: 10 Desember 2022   20:07 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersalaman (Shutterstock)

Setelah diketahui target penjualannya harus menembus angka 117 juta rupiah per bulan atau naik 17% dari biasanya, maka ia kemudian memikirkan cara-cara yang harus dilakukan agar penjualannya bisa meningkat.

Ia sangat tahu bahwa tokonya memiliki keunggulan sebagai toko elektronik yang sangat mudah dijangkau di daerahnya, tidak memiliki banyak pesaing bahkan hanya ada satu toko berjarak sekitar satu kilometer dari tokonya dan itupun kurang begitu lengkap koleksinya. Dengan keunggulan itu, secara alamiah pembeli pasti memilih datang ke tokonya.

Namun dengan adanya rencana baru untuk menaikkan omzet penjualannya demi bisa membelikan tiket ziarah kedua orang tuanya ke tanah suci Yerusalem maka ia sadar diri tidak bisa lagi berjualan dengan mengandalkan kelebihan atau kekuatan tokonya saat ini. 

Strategi penjualannya kemudian berubah dari yang selama ini relatif pasif dengan mengandalkan kedatangan pembeli ke tokonya menjadi pola penjualan yang lebih proaktif progresif.

Ia mulai membuat berbagai program diskon bahkan membranding tokonya sebagai toko diskon, ia membuat program kredit bagi karyawan pabrik di daerah tersebut dengan menggandeng koperasi karyawan, menggandeng koperasi pegawai pemerintah untuk memberikan kemudahan kredit bagi para pegawai negeri, dan membuat program buy one get one untuk menghabiskan barang stok lama.

Ia juga mengirim tenaga penjualnya untuk membuka stand di acara car freeday setiap hari minggu dengan harga khusus, ia membidik para petani di pedesaan dengan program cicilan setelah masa panen.

Ia membuat program diskon khusus dan pembayaran tempo yang sangat murah untuk pengadaan sound system dan kelengkapannya untuk sekolah, masjid, gereja dan semua lembaga sosial. Dan berbagai program penjualan lain ia buat demi mencapai goal omzet bulanannya.

Dan singkat cerita setelah setahun berjibaku dengan berbagai strategi penjualan, ia berhasil mendapatkan keuntungan fantastis dari bisnisnya. 

Toko yang dalam kondisi biasa mampu menjual 100 juta rupiah per bulan, setelah berjalan setahun mampu menjual 180 juta per bulan, naik 80% omzetnya dengan profit 30%, artinya jumlah rupiah keuntungannya meningkat dari 30 juta menjadi 54 juta rupiah per bulan.

Dengan angka itu praktis kebutuhan untuk membelikan tiket kedua orangtuanya dengan mudah terlampaui, bahkan sebenarnya hanya perlu waktu normal 2,5 bulan jika penjualan relatif stabil diangka 180 juta per bulannya. 

Namun karena situasi yang dinamis ia membutuhkan waktu lebih lama dan itu tidak menjadi masalah karena itu membuatnya semakin terasah dalam menjalankan bisnisnya. Happy ending, kan....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun