Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Begini Tips Tetap Punya Tabungan walaupun Nyicil Mobil Baru

13 Maret 2021   15:23 Diperbarui: 15 Maret 2021   01:59 2436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang negoisasi membeli mobil baru (sumber: sohu.com)

Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan (Gus Dur)

Sore yang sejuk, angin semilir membuat suasana sangat nyaman untuk dinikmati dengan secangkir kopi. Saya sedang merenungkan apa yang dikatakan Kyai Gus Dur, "Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin di jalan yang benar maka lanjutkan".  

Petuah itu bersanding dengan teori Matthew Effect atau Efek Matius yang dikemukakan seorang ilmuwan bernama Robert K. Merton, yang terilhami dari Kitab Matius 25:29, "Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya". 

Bila kalimat ini disadur secara sederhana kira-kira menjadi, "Siapa yang kaya akan dibuat semakin kaya, dan siapa yang miskin akan dibuat semakin miskin". Atau bisa juga kata kaya diganti dengan kata pintar, terkenal, sukses, dan sebagainya. 

Pasti ada rahasia ilmunya untuk mencapai kondisi seperti yang disampaikan dalam teori Robert K. Merton tersebut, dan petuah Kyai Gus Dur saya pikir-pikir kok bikin semangat menyala-nyala.

Sedang asyik merenung dengan kedua tokoh hebat ini, tiba-tiba istri menyusul dengan segelas es cokelat dan dua batang oat choco. 

Langsung mengajak ngobrol tentang ide memperbaharui mobil kami yang sudah beberapa kali kami obrolkan di kesempatan lain, dan tidak pernah deal.

Mobil kami memang sudah lama, kira-kira sudah berusia 5 tahun, sebenarnya masih oke sih  penampilan dan performa mesinnya. Masih irit dan terasa nyaman, jarak tempuhnya pun baru 60 ribu kilometer, artinya mobil itu dalam setahun hanya menempuh perjalanan 12.000 km, alias 1.000 km perbulan, atau sehari hanya 33 km saja. 

Tapi namanya juga manusia, melihat sesuatu yang sama saban hari selama 5 tahun ada aja rasa bosan, ingin ada yang baru. 

Mau bikin variasi rasanya sayang, sebab biaya variasi biasanya seperti bola salju, makin lama makin gede karena yang awalnya hanya ingin ganti cover jok. Eh lama-lama jadi nambah ganti velg dan ban, ganti audio, ganti lampu, kasih sungu, ganti karpet, ganti knalpot dan sebagainya. Kebayang kan dari budget ratusan ribu bisa menjadi belasan bahkan puluhan juta.

Itu sebabnya berhembusnya kabar bahwa pemerintah memberikan insentif pajak mobil baru menjadi nol persen ibarat angin surga bagi kami. Tinggal pilih saja mau beli mobil dengan cara cash atau kredit. Jadi bagaimana strateginya?

Pertama, mobil lama Suzuki Ertiga GX dijual dulu
Lima tahun lalu kami beli mobil tersebut dengan harga net 170 juta Rupiah. Karena menjadi mobil seken, maka asumsi per tahun turun harga 10 juta Rupiah, sehingga dalam lima tahun turun harga sebesar 50 juta rupiah. 

Artinya mobil kami akan dihargai kira-kira 120 juta Rupiah. Oke lah supaya tidak terlalu halu, anggap saja hanya laku 100 juta Rupiah. Kalau pun laku 120 juta ya syukur, jadi lebih membahagiakan.

Kedua, tabungan berdua yang bisa dipakai untuk uang tambahan beli mobil ada 150 juta Rupiah.

Ketiga, kemampuan keuangan untuk beli mobil baru adalah 250 juta Rupiah, diperoleh dari penjualan mobil lama 100 juta dan tabungan 150 juta.

Keempat, memutuskan untuk membeli mobil barus cash seharga 250 juta Rupiah, agar kami bisa dapat kelas Low SUV (Low Sport Utility Vehicle) seperti Daihatsu Xenia, Toyota Avanza, Suzuki XL7, Suzuki Baleno, Daihatsu Terios, dan Toyota Rush. Tentu dengan minta diskon dulu. 

Mengapa memilih cash? 

Supaya kami tidak punya utang lagi, dan bisa mulai menabung dari nol untuk kebutuhan kuliah anak. 

Sedang asyik membayangkan memiliki mobil baru tanpa berhutang alias beli cash, tiba-tiba anak gadis kami yang sudah kelas 6 SD melintas membawa buku novel kesayangannya berjudul "Laut Biru Klara". 

Sejenak berpandangan mata, lalu kami berdua tersenyum, seolah diingatkan bahwa uang tabungan itu sebenarnya untuk persiapan kuliah dia, jadi jangan dipakai semua, sebab perlu biaya untuk masuk  kuliah 6 tahun lagi. 

Bagaimana kalau tiba-tiba ada kejadian tak terduga yang membuat kami tidak bisa menabung tiap bulan dalam 6 tahun ke depan, sementara uang tabungan 150  juta yang ada tersebut sudah dipakai semua untuk membeli mobil baru?

Sepersekian detik kami diam, namun rupanya melintasnya anak kami memberikan sebuah strategi baru untuk kami sore itu. Dan inilah strategi baru yang kami sepakati kemudian:

Pertama, kami memutuskan membeli dengan cara kredit, bukan cash. Ide membeli cash agar tidak punya kewajiban utang. Kami batalkan demi pentingnya memiliki uang tabungan dalam bentuk cash. Mengantisipasi seandainya terjadi apa-apa di masa mendatang.

Kedua, harga mobil maksimal 250 juta Rupiah, tipe Low SUV dengan pilihan Suzuki XL7 menggantikan Suzuki Ertiga GX kami. Selain sudah nyaman dengan Ertiga Family, harga diskon pun masih bisa dikejar maksimal, sehingga pasti di bawah 250 juta.

Ketiga, uang muka dibayarkan dengan hasil penjualan mobil lama, anggaplah 100 juta Rupiah. Sehingga ada kewajiban angsuran 150 juta Rupiah.

Keempat, kami memutuskan membayar angsuran selama 3 tahun atau 36 kali angsuran, sehingga ketika anak kami naik kelas 9 SMP (kelas 3) maka lunas sudah kewajiban angsuran mobilnya.

Kelima, biaya asuransi dan administrasi diambilkan dari tabungan yang 150 juta Rupiah tersebut.

Langkah selanjutnya adalah melakukan simulasi perhitungan untuk mengetahui berapa biaya angsuran perbulan dan biaya-biaya lain. 

Dari leasing yang pernah kami pakai, dan hasil cek di link websitenya untuk mobil baru passenger, masa mengangsur (tenor) 3 tahun didapat suku bunga sebesar 3,55% per tahun, maka perhitungan angsurannya sebagai berikut:

  • Harga mobil = Rp 250 juta
  • Uang muka =  Rp 100 juta
  • Jumlah kredit ke leasing =  Rp 250  juta - Rp 100 juta = Rp 150 juta
  • Beban bunga selama 3 tahun = 3,55% x 3 x Rp 150 juta = Rp 15.975.000,00
  • Total hutang plus bunga untuk 3 tahun = Rp 150.000.000,00  + Rp 15.975.000,00  = Rp 165.975.000,00
  • Maka jumlah cicilan per bulan = Rp 165.975.000,00 / 36 (bulan) = Rp 4.610.000,00

Total pembayaran pertama yang harus dibayarkan meliputi:

  • Uang muka = Rp 100.000.000,00
  • Angsuran pertama = Rp 4.610.000,00
  • Biaya asuransi (asumsi 1,8%  per tahun) =  1,8% x 3 x Rp 150 juta = Rp 8.100.000,00
  • Biaya administrasi 1% = Rp 1.500.000,00
  • Maka total uang yang harus dibayarkan pertama kali menjadi  = Rp 114.210.000,00 

Karena biaya angsuran pertama, asuransi, dan administrasi diambilkan dari tabungan yang 150 juta tersebut, maka kami masih memiliki sisa tabungan sebesar Rp 150.000.000,00 - Rp 14.210.000,00 = Rp 135.790.000,00

Karena sisa uang ini diniatkan untuk keperluan jangka panjang, yaitu kuliah anak maka masih ada waktu 6 tahun untuk menginvestasikan. 

Dan kami memilih deposito bank agar tidak perlu mikir lagi, mau dibagaimanakan terserah bank. Dengan asumsi bunga 5% per tahun, maka perhitungan kami adalah:

  • Keuntungan bunga deposito =  5% x 1 tahun x Rp 135.790.000,00  = Rp 6.789.500,00 per tahun atau Rp 565.792,00 per bulan
  • Jika deposito selama 6 tahun maka  keuntungan = 6 x Rp 6.789.500,00 =  Rp 40.737.000,00
  • Total uang di akhir tahun ke 6 = Rp 135.789.000,00 + Rp 40.737.000,00 = Rp 176.527.000,00

Dengan demikian kami memiliki keuntungan dobel, yaitu punya mobil baru dan tetap punya uang tabungan, detilnya begini:

  1. Mobil baru Suzuki XL7 bisa dimiliki dengan sah, dengan asuransi kerugian untuk 3 tahun
  2. Masih memiliki uang deposito di bank Rp 135.789.000,00
  3. Di akhir tahun ke 3 kami memiliki dana longgar per bulan Rp 4.610.000,00  karena sudah selesai masa mengangsur mobil. Jika dana ini secara utuh ditabung selama 3 tahun maka akan terkumpul dana Rp 165.960.000,00
  4. Di akhir tahun ke enam uang deposito akan bertumbuh menjadi Rp 176.527.000,00
  5. Total dana cash di akhir tahun ke 6 adalah Rp 342.487.000,00 cukup bernilai untuk persiapan dana kuliah anak kami di kota tercinta.

Bandingkan jika pilihannya adalah tetap beli mobil cash dengan alasan agar tidak ada beban hutang, lalu menabung dari nol selama 6 tahun untuk biaya kuliah, hasil yang didapat adalah = 6 x 12 x Rp 4.610.000,00 = Rp 331.920.000,00 selisihnya adalah Rp 342.487.000,00 - Rp 331.920.000,00 = Rp 10.567.000,00 (selisih kurang). Artinya cara pembelian cash tidak menguntungkan jika hanya berpikir agar tidak punya beban utang. 

Dan pemikiran untuk menabung dari nol sampai 6 tahun tenyata hasilnya lebih sedikit, belum lagi bila di tengah perjalanan ada kejadian di luar dugaan yang membuat tidak mampu menabung lagi, tentu akan lebih rugi.

Dengan demikian pecah telor sudah teori Robert K. Merton di atas, dalam metode ini. Memang benar bila pikiran terbuka dan mau berusaha lebih keras dan cerdas maka keberuntungan akan ditambah-tambahkan oleh Yang Maha Kuasa.

Akhirnya pilihan sudah final, kami memilih untuk membeli mobil baru secara kredit agar tetap bisa memiliki tabungan cash. Memang ada sedikit pengorbanan, sih. 

Pengorbanannya adalah setiap bulan kami harus mengangsur Rp 4.610.000,00 selama 3 tahun. Namun melihat keuntungan dobel di atas kami justru bersemangat, dan yakin bisa mengangsur selama 3 tahun, dengan sedikit kreatif dan cerdas dalam bekerja menghasilkan penghasilan tambahan. 

Jika yakin dijalan yang benar, mengapa harus ragu, lanjutkeun saja seperti pesan Kyai Gus Dur. Salam optimis dan tetap semangat. Bersama kita bisa.

***

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5.

Catatan: cerita diatas adalah sebuah kisah fiksi yang mengusung konsep menggunakan keuangan keluarga dengan cara berbeda untuk hasil maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun