Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlu Telanjang untuk Bisa Menangkap Babi Ngepet

28 April 2021   07:51 Diperbarui: 28 April 2021   07:59 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Haree geneee, gimana mau ngomongin Industry 4.0"
"Saya kira tinggal dekat ibukota otaknya lebih pintar dari kami yg tinggal di pegunungan.... ternyata...."
"Negara lain udah pikirin gimana ke bulan dan planet lain..malah kita masih percaya yg beginian"
"Sementara negara lain sudah berlomba ke mars dan mengembangkan nano teknologi"
"Efek corona,  diem dirumah  banyak nonton sinetron , hahaha"

Itulah sebagian dari komentar netizen, berkaitan dengan berita penangkapan seekor babi yang diklaim oleh warga setempat sebagai babi ngepet. Kehebohan yang terjadi di Sawangan, Depok, Jawa Barat, ini, cukup menarik perhatian di social media. Mungkin berita penangkapan babi ngepet jauh lebih menarik ketimbang berita penangkapan Munarman.

Babi ngepet adalah semacam siluman babi, yang merupakan salah satu modus untuk melakukan pesugihan. Saat mengambil uang dia berada dalam wujud babi. Setelah selesai beraksi berubah kembali menjadi manusia.

Sebuah penjelasan yang sepertinya terdengar tidak asing lagi. Ada yang sehari-harinya berwujud manusia. Saat mengambil uang yang bukan haknya sontak berubah menjadi "tikus", "serigala", dan "ular". Tapi kemudian dia bisa berubah lagi menjadi manusia yang nampak terhormat, berwibawa, dermawan, bahkan nampak religius.

Ilmu pesugihan klasik memang kurang inovatif. Seharusnya jangan cuma bisa berubah menjadi babi. Perlu lebih kreatif, misal menjadi hamster, iguana atau burung kakatua. Jadi sewaktu beraksi tidak mudah dikenali. Lebih random gitu, kalau kata anak milenial.

Jaman ini adalah jamannya "pesugihan kontemporer", di mana orang tidak lagi mencari tuyul di Gunung Kawi. Kita sebenarnya sudah sama sama tahu, tempat-tempat di mana tuyul biasa bersarang. Masih berminat mencari tuyul? Carilah tempat-tempat di mana segala sesuatu yang seharusnya bisa dipermudah malah dipersulit.

Di jaman ini, tuyul dan babi ngepet tidak lagi takut dengan Ayat Kursi, karena lebih sibuk untuk mengamankan kursi.

Saya pernah membaca pendapat paranormal, kalau tuyul tidak akan mampu mencuri uang di bank. Tuyul juga tidak mampu mencuri emas batangan. Tuyul hanya mampu mencuri lembaran uang kertas, itupun tidak banyak.

Lalu siapa yang mampu membobol bank dalam jumlah besar dan menggondol emas batangan? Tentu saja bukan tuyul biasa, tapi tuyul berdasi. Melakukannya pun kadang tidak sendirian, mungkin bisa disebut sebagai tuyul berdasi berjamaah.

Sejumlah warga harus bersedia telanjang bulat untuk bisa menangkap babi yang diklaim sebagai babi ngepet. Untunglah tidak ada rekaman, apalagi disebarkan rekamannya sewaktu warga beraksi, nanti bisa terkena pasal UU Pornografi dan UU ITE.

Konon hanya mereka yang telanjang yang bisa melihat keberadaan babi ngepet. Tapi saya punya pemikiran juga, mungkin babinya shock lihat penampakan orang telanjang, sehingga lebih mudah ditangkap. Atau babinya malah milih merem karena takut ditegur KPI, ha ha ...

Warga sepakat menangkap babi ngepet tersebut karena selama sekitar 3 bulan banyak yang kehilangan uang. Seandainya saja buronan kakap semacam Harun Masiku dan Edy Tansil juga bisa ditangkap dengan cara bertelanjang, yakinlah banyak warga yang ikhlas melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun