Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Praveen/Melati, Welcome to The Club

19 Oktober 2019   10:43 Diperbarui: 19 Oktober 2019   10:46 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Halo Badminton Lovers.

Sebuah kabar cetar membahana dari laga Denmark Open 2019. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menumbangkan ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, melalui pertarungan ketat tiga set, 18-21, 21-16, 22-20.

Belum lama terasa baru sekian purnama, dari pensiunnya Zhao Yunlei (yang berpasangan dengan Zhang Nan) dan Xu Chen/Ma Jin, China sudah mendominasi lagi sektor ganda campuran. Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping menjadi penghuni tetap peringkat teratas ganda campuran, tanpa tergoyahkan.

Setelah Liliyana Natsir pensiun dari lapangan, maka Zheng Siwei/Huang Yaqiong merajalela di belantara ganda campuran.

Bila ada pepatah, "Di atas langit masih ada langit", maka netizen bersabda, "Di atas langit masih ada Siwei/Yaqiong". Sampai ada netizen julid yang menyarankan, bila ada turnamen lagi, jangan kasih tahu Zheng Siwei/Huang Yaqiong, karena mereka bakalan auto-juara.

Ada juga yang berkomentar, "Sudahlah, Siwei/Yaqiong tak perlu ikut babak penyisihan, langsung ke final saja, atau langsung gelar karpet merah dan ambil saja pialanya". Tahun ini saja mereka menyabet gelar di turnamen-turnamen bergengsi:

  • Indonesia Open
  • China Open
  • All England
  • Indonesia Masters
  • Malaysia Open
  • Kejuaraan Dunia

Ada ungkapan populer dari BL, "Siwei/Yaqiong belum ada obatnya". Selain kompatriotnya, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, hanya segelintir lawan yang mampu mengandaskan Siwei/Yaqiong, di antaranya (yang masih aktif bermain saja):

  • Tang Chun Man/Tse Ying Suet
  • Chan Peng Soon/Goh Liu Ying
  • Yuta Watanabe/Arisa Higashino
  • Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanacha
  • Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja

Semua kemenangan di atas diraih dengan pertarungan bermandi keringat, jungkir balik, ndlosor, sampai ngepel lapangan, dengan bumbu jus-jus-an. Dari semua nama di atas, hanya Dechapol/Sapsiree yang mampu menundukkan Siwei/Yaqiong lebih dari sekali.

Kegembiraan mengalahkan Siwei/Yaqiong bagaikan kegembiraan mengalahkan Manchester United di eranya Sir Alex Ferguson. Bosan rasanya menyaksikan Siwei/Yaqiong terus-terusan bertengger di atas podium.

Belum lama kenangan pahit, ketika Praveen/Melati nyaris mengalahkan Siwei/Yaqiong di semifinal All England, Maret 2019.

Saya yang menyaksikan siaran langsung, merasa nyesek, sudah tinggal butuh satu point di set kedua, tapi ditikung, dan kalah jus-jus-an. Di set ketiga Praveen/Melati seolah kehabisan motivasi, takluk dengan mudah. Bagaikan kena prank.

Kemenangan Hafiz/Gloria atas Siwei/Yaqiong di perempat final Japan Open, Juli 2019, mungkin juga ikut melecut motivasi Praveen/Melati, bahwa Siwei/Yaqiong bukanlah monster XD yang tak terkalahkan, terkhusus bagi para XD Indonesia.

Ada sebuah cerita mengenai episode "keluar malam" Praveen, yang sempat membuat pelatih Richard Mainaky berang hingga memberikan peringatan keras kepada Praveen. Entah bagaimana sebenarnya situasi internal yang terjadi di pelatnas, tetapi sepertinya ultimatum dari pelatih telah mencambuk Praveen untuk sanggup bermain optimal.

Baik Siwei maupun Praveen sama-sama memiliki modal penting sebagai pemain pria di XD, yaitu jumping smash menggelegar. Cobalah amati dengan slow motion, saat Siwei melakukan jumping smash, maka terlihat kakinya sampai menekuk ke belakang mengerahkan segenap tenaga.

Sementara Praveen di jajaran pemain pria Indonesia saat ini, bisa dibilang memiliki kedahsyatan smash yang hanya bersaing dengan Ahsan. Kelemahan Praveen selama ini, sering mudah kehilangan fokus sehingga melakukan error beruntun.

Sampai netizen julid berkomentar bila ada pemain yang kerap melakukan error, "Bagaikan kerasukan Ucok". Mungkin karena Praveen terlalu bersahabat dengan net, jadi pukulannya sering nyangkut. Smash menggelegar, tetapi error juga menggelegar, itulah yang menjadi kendala selama ini.

Pertandingan perempat final hari Jumat kemarin, kedua pasangan sama-sama melakukan strategi no lob. Karena bila Praveen atau Siwei memperoleh kesempatan melontarkan smash jahanam, pertahanan bisa ambyar. Praveen sangat berani melakukan drive panjang dari back court

Begitu pula Melati dengan pukulan tipis-tipis. Seolah mindset bertarung kedua pasangan adalah "Lebih baik pukulan drive menyangkut di net, ketimbang mengangkat shuttlecock langsung dihajar smash".

Untunglah, karena kali ini error Siwei jauh lebih banyak ketimbang Praveen, meski sebenarnya kalau mau jujur, keduanya sama-sama panen error. Yah, meski sudah berhasil "pecah telor", tetap saja ada netijul (netizen julid) berkomentar, "Siwei lagi kesurupan Ucok".

Begitulah yang namanya BL karbitan. Jumping smash Praveen kali ini betul-betul prima, jarang nyangkut, dan seolah sudah lulus "uji net", alias begitu smash dikirim ndak balik lagi. Jus-jus-an di akhir set ketiga, seolah menegaskan bila pertarungan berlangsung begitu menegangkan, istilah BL, "Hanya orang-orang beriman yang mampu menonton sampai selesai". Benar-benar bikin jantungan.

Meskipun poin terakhir agak bikin tanda tanya, hingga Praveen/Melati ragu untuk mengekspresikan kegembiraan. Maklum, di court 3 tidak tersedia fasilitas hawkeye, sehingga mesti pasrah pada keputusan umpire dan line judge, tidak bisa melakukan challenge.

Makna dari pencapaian ini bukanlah sekedar menjebol "tembok China" tetapi juga "tembok psikologis". Memang misi ini belum selesai, Praveen/Melati harus mampu mengeksekusi podium juara.

Sementara, diam-diam di seed sebelah, mungkin Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping sudah senyum-senyum, karena menganggap Praveen/Melati sudah memuluskan jalan untuk perebutan gelar.

Semoga kemenangan ini bisa menambah kepercayaan diri Praveen/Melati dan para XD kita lainnya. Tim pelatih sepertinya sudah menemukan resep jitu untuk mengatasi Siwei/Yaqiong. Kita berharap semangat ini bisa menular ke Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow. Perebutan jatah tiket menuju Olimpiade Tokyo 2020 pun bakal makin sengit di antara sesama XD kita.

Salam olahraga.
Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun