Waktu yang berputar selama Ramadan menurut saya terasa bergerak lebih lambat dibanding bulan lain.Â
Tentu saja alasannya sudah jelas karena saya menunggu waktu berbuka setiap hari.Â
Dan herannya ketika kita menunggu sesuatu maka rasanya waktu akan berjalan lebih lama biasanya.Â
Itulah mengapa kemudian beberapa orang termasuk saya mencari kegiatan untuk mengisi waktu itu.Â
Salah satu alternatif kegiatan yang saya pilih adalah membaca  buku. Biasanya saat Ramadan ada waktu luang mungkin karena puasa.Â
Jika di hari biasa, yakin deh waktu luang itu akan digunakan untuk ngerumpi dan gemil yakan, sementara saat Ramadan rasanya banyak sekali waktu luang karena 2 kebiasaan tadi hilang.Â
Dari pada cuma lihat jarum jam dinding mendingan buka halaman perhalaman.Â
Saya sedang gemar membaca tema parenting. Kebetulan ada satu buku yang memang belum tersentuh oleh mata semenjak punya.Â
Alasan sibuk, tak ada waktu dan bla bla bla menjadikan saya malas membuka buku ini.Â
Judul buku ini adalah "Keluarga Kita Mencintai dengan Lebih baik" Karangan Najeela Shihab.Â
Buku setebal 180an halaman ini sudah saya miliki sejak tahun 2017 namun belum sempat saya lahap.Â
Gitu deh saya termasuk rajin beli buku tapi banyak alasan saat akan baca buku.Â
Tema parenting sangat saya sukai karena  parenting itu  saya butuhkan dalam membangun keluarga.Â
 Buku ini tentu tak bisa saya habiskan dalam satu malam seperti novel.Â
Paling tidak kalau saya anggap 180 halaman buku Indonesia, maka dalam satu hari saya harus membaca 6 halaman.Â
Kenapa saya memilih buku parenting? Jujur karena saya adalah korban broken home maka ada beberapa hal yang  tidak saya dapatkan saat kecil dan harus saya pelajari.Â
Buku ini sarat dengan ilmu parenting yang  memang saya buta banget untuk itu.Â
Di halaman awal buku ini membuka dengan 5 Prinsip Pengasuhan Mencintai Lebih baik.Â
Ya, saya merasa banget kalau prinsip pengasuhan saya jauh dari baik.Â
Ternyata dari buku ini ada hal yang memang g baru saya pahami tentang prinsip pengasuhan.Â
Salah satunya adalah  bahwa "parenting ig is A marathon aim for the future"  Keluarha itu proses sepanjang massa di mana tujuannya masa depan.Â
Itulah jangan sampai kita menerapkan cara mengasuh jangka pendek melainkan harus dipikirkan efek ke depannya.Â
Halaman selanjutnya dari buku ini membahas tentang hubungan Reflektif.Â
Hubungan reflektif perlu dibangun untuk menumbuhkan anak dan anggota keluarga yang bahagia .Â
Pada bagian ini dibahas salah kaprah yang terjadi dalam menjalani hubungan keluarga.Â
Bagian ini saja sudah menarik karena menang ternyata banyak salah kaprah yanh saya lakukan selama ini.
Sebagai contoh salah kaprah yang selama ini ada adalah bahwa dalam keluarga perlu ada pembagi peran sebagai si Galak dan si Bail saat berinteraksi dengan anak.Â
Ternyata perbedaan sikap ini akan membingungkan anak sehingga malah membuat disiplin tidak efektif.Â
Dia akan memilih mana orang tuan yang lebih bisa memenuhi keinginannya karena mudah menyerah.Â
Bahasan selanjutnya yang menarik untuk dipahami adalah hal yang tidak dapat kita kontrol tapi mempengaruhi hubungan.Â
Hal ini tak kita sadari tapi ternyata berimbas pada pola parenting kita salah satunya pola pengasuhan kita di masa lalu ternyata mempengaruhi cara mengasuh kita pada anak.Â
Bukan cuma itu, prinsip perkem angan anak juga dibahas di buku ini.Â
Tahap perkembangan anak dari usia 1 hingga 12 tahun dibahas.Â
Kebetulan 3 anak saya ada di rentang usia iti sehingga jelas saya perlu mengetahui hal ini.Â
Ada juga pembahasan tujuan pengasuhan dan pengelolaan emosi.Â
Terakhir buku ini mengungkapkan juga belajar efektif dan urusan pendidikan anak di sekolah.Â
Buku ini jelas rekomendasi banget buat Emak-emak seperti saya yang tak punya  bayangan tentang indahnya sebuah keluarga.Â
Jadi ini buku bacaan saya selama Ramadn 2024. Apa buku bacaan kamu?Â