Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Pegang Gawai? Boleh, Asal..

27 Mei 2020   18:56 Diperbarui: 27 Mei 2020   18:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak itu cerminan orang tuanya. Apa yang dilakukan orang tuanya, itu yang dia turuti. Dia penjiplak sejati. 

Suatu hari saya mengingatkan anak saya untuk menghentikan bermain gawai. Tak dinyana dia menjawab

"Lah, itu mimi juga lagi main!"

Jleb! Sebuah tamparan keras bagi saya. Tanpa saya sadari, saya memberikan contoh tidak baik pada mereka.

Semenjak saat itu saya coba lebih bijak dalam memegang gawai. Jika sedang bersama mereka saya meminimalisir penggunaan gawai.

Jika terpaksa membalas pesan di media sosial,saya membatasi waktunya. 

Anak saya yang cikal memang saya bekali gawai. Alasan yang pertama adalah saya ingin mengajarinya menulis.

 Ya berkomunikasi saling kirim pesan itu bisa melatih kemampuannya dalam menulis. Ketika saya sedang tidak di rumah maka dia terbiasa menanyakan kabar, menanyakan posisi dan menanyakan kapan pulang.

Bukan gawai baru yang dipegangnya namun gawai warisan dari saya. Karena masih layak pakai maka gawai itu saya jadikan hadiah atas pencapaian rangking di kelasnya.

Saya memberikan catatan padanya jika semester berikutnya rangking turun,maka gawai saya ambil kembali. Sudah 1 tahun dia pegang gawai dan prestasinya masih stabil

Kemudian saya tidak memberikan uang membeli kuota padanya. Jika dia ingin memberikan penghidupan pada gawainya silahkan menabung sendiri dari uang jajannya. Dengan begitu dia merasakan susahnya memiliki kuota sehingga dia menjaga akan hemat karena kuota tak bisa dibeli ketengan.

Setelah itu,saya mengontrol game yang ingin dia unduh. Game-game seperti perkelahian,tembak-tenbakan atau perang ,saya larang . Hanya game edukatif seperti  teka-teki silang, lalu menyusun kata  membangun kota atau rumah yang memerlukan berfikir yang saya ijinkan.

Alhamdulillah dia mau menerima alasan yang saya berikan padanya bahwa game yang dia mainkan harus yang membuat dia menggunakan otak.

Selanjutnya dia juga memasang aplikasi yang mengundang kreasi,seperti aplikasi untuk mengedit video misalnya. Sesekali saya minta dia membuatkan video dengan aplikasinya.

Setiap hari saya cek isi gawainya. Untuk meminimalisir konten yang tak patut.  

Begitupun percakapan media sosialnya tak luput dari pemeriksaan, jika ada sesuatu yang mengganggu saya tanyakan padanya, jika ada percakapan  kurang layak, saya memberikan pengertian padanya tentang konten tersebut kemudian dia akan mengerti dan menghapusnya.

Sejauh ini anak saya tidak kecanduan, masih dalam batas aman dan lebih memilih bermain di dunia nyata dibanding maya.

Tantangan ke depan semakin berat. Yang penting kita selalu tahu dan terlibat dalam dunia gawainya.

***

Di balik daster sederhana ini, selesailah satu tulisan ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun