Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Air Menerjang dari Rumah Tetangga

11 Februari 2019   17:21 Diperbarui: 11 Februari 2019   21:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Genangan air di depan rumah saya. Foto:@Dikadinar 81

Sore itu katanya dia sedang mengepel lantai depan kamar mandi yang basah oleh rembesan air. Tak dinyana tiba-tiba air menerjang. Dia terdorong oleh pintu ke bagian depan rumah,kemudian terhempas lagi ke belakang.

Dengan lantang katanya dia berteriak.

" Tuhan Jangan Buat Mati aku sekarang!"

Setelah kembali terombang-ambing kel depan rumah, barulah tembok rumahnya runtuh. Dia selamat tak terkena runtuhan rumah. Selepas itu dia pingsan saat orang-orang sudah mulai datang dan mengerumuninya.

Tante pemilik rumah yang diterjang air sungai. Foto: Irma Tri Handayani
Tante pemilik rumah yang diterjang air sungai. Foto: Irma Tri Handayani
Sesekali dia mengusap wajahnya. Sungguh berat tentunya cobaan yang menimpanya seluruh harta bendanya terbawa air . Rumah kontrakan tempatnya berusaha juga hancur dan tak mungkin bisa digunakan kembali untuk mencari nafkah.

Sambil menahan haru sayapun menuju rumah. Apa kabar rumah saya coba. Kata suami sih ruang tamu dan kamar mandi sudah dibersihkan lumpurnya. Tinggal bagian kamar saja.


Lantai rumah saya yang dipenuhi air berlumpur. Foto: Irma Tri Handayani
Lantai rumah saya yang dipenuhi air berlumpur. Foto: Irma Tri Handayani
Kami pun membersihkan kamar berdua. Sambil cekakak -cekikikan seperti orang gila supaya cape tak terasa. Tak bisa mengeluh selain hanya terus membersihkan rumah seenjoy mungkin. 

Suami menyemprotkan air, saya yang membersihkan lantai. Tempat tidur terpaksa di keluarkan, lemaripun harus digeser-geser.

Lumpur selesai kami bersihkan. Namun perasaan kami tak tenang karena mendung kembali terlihat dan air hujan mulai nampak. Sepertinya sementara hingga tanggul diperbaiki secara permanen kami harus memasang tumpukan karung pasir untuk menahan air masuk.

Bencana bisa terjadi di mana saja. Jika biasanya Saya melihat di televisi,ternyata kini saya merasakan duka derita korban bencana banjir membersihkan rumah. 

 Semoga ada hikmahnya. Paling tidak saya dan suami bisa berduaan saja tanpa 3 bocah yang biasa mengikuti, mereka aman bersama neneknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun