Ih, kamu tuh enggak banget ya! Â Rambut gondrong ,celana bolong-bolong, lalu pakai kaos Oblong. Â Jauh keren deh dari mantan pacarku dulu.
Mantan pacarku dulu mana bajunya rapi, kumis tipis, rambut klimis, tampang pintar secara akademis.
Kamu kemana-mana cuma bisa ngajak jalan kaki doang. Â Tak ada tambahan acara makan. Tak bisa nonton film di bioskop.
Mantan pacarku duku dong.. Kalau jemput pakai mobil pribadi. Â Tinggal bilang lapar ,langsung deh melipir ke restoran. Â Daftar film baru tak pernah ketinggalan. Â Pasti jadi pilihan tontonan saat malam mingguan.
Makanya Nenekku tak pernah ramah padamu. Dia itukan sebagai pengasuhku dari kecil dan pengganti ibuku, kadi feelingnya kuat. Â Dia tahu kosongnya isi dompetmu.Â
Tiap datang kamu sih tak pernah bawa martabak keju. Jadinya dia suka ikut nyempil diantara obrolan aku dan kamu. Lalu baru semenit bertamu eh nenekku suka mengusirmu meski dengan bahasa halus. Misalnya dengan pertanyaan..
"Mau naik kereta yang jam berapa ya?"
Nenekku tahu kamu cum bisa pulang dengan ongkos murah meriahnya  kereta ekonomi lokal.Â
Bedalah sama mantan pacarku. Â Kalau dia datang, semua makanan dihidangkan. Dia tak pernah ikut nimbrung obrolan kami.Setiap ijin pulang pasti di tahan-tahan. Alasannya masih siang. Padahal sudah jam 12 malam.Â
Kamutuh tak pernah merayu.  Pesan panjang yang kukirimkan hanya di jawab iya atau tidak atau terserah.  Tak pernah kamu membelikanku cokelat.  Jangankan sekuntum bunga  ,puisi cintapun tak pernah ada.
Mantan pacarku dong, Â jago banget merangkai kata. Â Kalau kirim surat suka berlembar-lembar mirip surat kabar. Bunga yang dikirim bukan cuma satu tangkai tapi satu rangkai. Â Jangan tanya berapa banyak puisi cinta yang dia kirim, karena aku tak mampu menghitung jumlahnya.