Evolusi Internet: Dari Dial-Up ke 5G
Internet bukan sekadar koneksi. Ia adalah nadi peradaban digital yang terus berevolusi, mengubah cara manusia berinteraksi, bekerja, dan bermimpi.
Dari "Kriiitttt... Tutttt..." ke Streaming Tanpa Buffer
Bagi yang pernah merasakan masa 90-an, suara khas dial-up modem adalah nostalgia tersendiri. Koneksi lambat, sering putus, dan hanya bisa dipakai satu orang karena kalau internet jalan, telepon rumah otomatis sibuk. Meski ribet, di masa itulah benih revolusi digital mulai tumbuh: email pertama, forum komunitas, hingga chatroom sederhana.
Masuk ke era 2000-an, broadband hadir. Kecepatan internet meningkat, layanan seperti Friendster, Yahoo Messenger, hingga awal kemunculan Facebook mulai booming. Perlahan, internet bukan lagi sekadar sarana komunikasi, tapi ruang sosial baru.
Dan sekarang, kita ada di era 5G. Kecepatan internet mencapai gigabit per detik, membuat aktivitas seperti streaming film 4K, meeting online, hingga gaming real-time terasa mulus. Perjalanan ini ibarat dari sepeda ontel menuju kereta cepat.
Bukan Cuma Kecepatan, Tapi Ekosistem Baru
Banyak orang mengira evolusi internet hanya soal "lebih cepat". Padahal, setiap generasi internet selalu melahirkan ekosistem baru.