Mohon tunggu...
Lanang Sinatria
Lanang Sinatria Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

Suka Film

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Keamanan Informasi atau Cyber Security

29 Mei 2019   23:25 Diperbarui: 30 Mei 2019   00:45 1738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sebagai manusia yang hidup di jaman modern seperti sekarang, manusia dimudahkan dengan adanya teknologi. Teknologi didasari dengan tujuan untuk meringankan dan memudahkan aktivitas serta pekerjaan manusia. 

Namun teknologi memiliki banyak fitur dan jutaan kegunaan, hal ini yang berdampak pada perilaku manusia. Manusia lebih dominan membutuhkan teknologi, maka sudah menjadi keharusan untuk memiliki teknologi. Entah berupa gadget, perkakas, alat bantu, mesin cuci, televisi, rice cooker, dan lain sebagainya.

Teknologi-teknologi yang disebutkan tadi adalah alat fisik yang membantu aktivitas dan pekerjaan manusia. Namun gadget adalah teknologi yang perlu diperhatikan, jika dibandingkan dengan teknologi lainnya, gadget lebih dominan digunakan oleh manusia. Gadget menjadi sesuatu yang membuat manusia ketergantungan, karena gadget multifungsi sehingga kebutuhan manusia dipenuhi dengan gadget yang serba bisa. 

Sebagian besar dari kita tahu tentang fungsi dan kelebihan gadget, selain untuk memudahkan menjalani aktivitas gadget juga mempunyai fungsi entertaining atau hiburan, hal ini bisa dibilang yang membuat manusia menggunakan gadget secara berlebihan. Karena jika gadget diartikan, maka benda kecil dan ringan yang bisa dibawa kemana saja, dengan mempunyai segudang fitur dan kegunaan yang dapat menghasilkan hiburan bagi setiap individu.

Jenis gadget yang sering digunakan dan umum bagi orang untuk memilikinya ialah smartphone. Biasanya smartphone diisi dengan games, beragam aplikasi, dan media social. Media social adalah platform bagi individu atau kelompok untuk bisa berekspresi secara bebas namun memiliki aturan dan ketentuan tertentu baik secara aplikasinya itu sendiri atau dari pihak aturan dan undang-undang negara. Maka dari itu penggunaan social media dan ber-internet, memudahkan informasi mengalir tak berarah dan bebas dikonsumsi oleh siapa saja, informasi merupakan sebuah asset yang memiliki nilai bagi individu atau kelompok organisasi. Menurut (Whitman & Mattord, 2011) informasi merupakan salah satu asset yang penting untuk dilindungi keamanannya.

Keamanan Informasi adalah proteksi peralatan komputer, fasilitas, data, dan informasi, berupa komputer atau non-komputer dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak terotorisasi atau tidak berwenang. 

 Cybercrime merupakan bentuk dasar dibuatnya keamanan informasi, dalam beberapa tahun millennium ini, cybersecurity lebih banyak melindungi orang dan organisasi dari ancaman seperti malware, serangan rekayasa social, perusakan situs web, peretasan, dll. Namun belakangan ini serangan cyber mengalami peningkatan kecanggihan serta mengubah target menjadi kejahatan keuangan, spionase industry, dan bahkan berorientasi pemerintahan dan infrastruktur penting dari waktu ke waktu.

 Di era Industri 4.0, organisasi besar menggunakan teknologi atau gadgetnya untuk saling terhubung dengan jaringan pintar mereka. Secara tidak langsung ini merupakan peluang bagi penjahat cybercrime yang menemukan banyak titik masuk yang mudah dan tidak aman ke dalam jaringan dan perangkat. Senjata yang sering digunakan untuk serangan besar-besaran kepada sebuah perusahaan ialah 'Botnets1' yang ditujukan untuk serangan DDoS dan crypto-jacking.

Dalam keamanan informasi terdapat 3 prinsip dasar yang harus dipenuhi agar system berjalan baik.

1. Kerahasiaan ( Confidentiality )

Informasi dijamin hanya tersedia bagi orang yang berwenang sehingga pihak yang tidak berhak tidak bisa mengakses informasi. Kerahasiaan harus menjamin data-data yang harus dilindungi penggunaan dan penyebarannya baik oleh pengguna maupun administrator, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, nomor kartu kredit, penyakit yang diderita, dan sebagainya.

2. Integritas ( integrity )

Informasi dijaga agar selalu akurat, untuk menjaga informasi tersebut maka informasi hanya boleh  diubah dengan izin pemilik informasi. Virus Trojan merupakan contoh virus yang mengubah informasi tanpa izin. Integritas informasi ini dapat dijaga dengan melakukan enskripsi data atau membuat tanda tangan digital.

3. Ketersediaan ( Availability )

Jaminan ketika pihak berwenang membutuhkan informasi, maka informasi dapat diakses dan digunakan. Hambatan dalam ketersediaan ini adalah serangan DoS. Dos merupakan serangan kepada server secara terus menerus sehingga membuat server tidak sanggup lagi melayani dan akhirnya error atau down. Data akan selalu tersedia pada saat dibutuhkan dan menjamin user dapat mengakses informasi tanpa adanya gangguan.

Internet of Things ( IoT ) adalah salah satu kemajuan teknologi yang membantu namun sangatlah kompleks, tapi tetap kegunaannya dapat mengubah organisasi lebih maju. Internet adalah suatu jaringan yang dapat tersambung ke suatu device computer, gadget, mesin digital, dan lain sebagainya tanpa harus membutuhkan interaksi human to human or human to computer. 

Dalam kasus ini internet menjadi pelengkap dari teknologi, internet juga dirasakan sebagai kebutuhan bagi manusia. Teknologi dan internet telah masuk ke kehidupan manusia dan mengubah cara mereka hidup, karena dengan adanya kedua aspek tersebut manusia menjadi lebih mudah untuk melakukan aktivitas. 

Contohnya seperti device computer yang telah lama dipakai, di sana terdapat banyak data tentang kita dan bisa pula diperbarui. Dari satu device computer bisa disambungkan dengan beberapa device lainnya menggunakan internet, misalnya smartphone yang memantau keadaan rumah dengan tersambung dengan CCTV atau menghitung jumlah belanjaan dan kandungan nutrisinya yang dilakukan oleh kulkas.

Hal yang disebut tadi merupakan BYOD ( Bring Your Own Device ), di mana semua teknologi yang kita punya bisa terhubung satu sama lain. Namun hal ini memiliki resiko untuk diserang, salah satu device bisa saja dengan mudahnya di-hack dan terjadi kebocoran data yang lebih besar skalanya. Kerahasiaan data sering diretas karena kurangnya keamanan dari layanan provider dan juga kurangnya kepedulian dari pengguna itu sendiri.

Keamanan informasi memiliki dua system yang terkenal, yakni Blockchain dan komputasi awan. Blockchain merupakan sebuah konsep yang sudah dimengerti dengan baik, dan berfokus pada integritas dan tranksaksi yang terjamin. Blockchain dipercayai dapat lebih cepat, aman, dan dapat mengurangi anggaran karena sistemnnya yang transparan. Namun tetap ada beberapa resiko pada system blockchain, pada resiko keamanan, yakni :

  • Key Management 

Kunci privat digunakan untuk tranksaksi, di sana terdapat alamat yang berguna untuk mengirim nilai ke alamat lain. Namun jika kehilangan kunci tersebut dapat salah gunakan. Hilangnya asset-aset tidak bisa dikembalikan, begitupun kunci privat atau private keys.

  • Evolving attack vectors

Salah satu kebijakan yang perhatiannya naik karena memungkinkan untuk menyerang dasar dari computer dan melemahkan algoritma.

  • Identity based attacks

Blockchain tidak kebal terhadap identity-based attacks, salah satu serangan bisa mengambil alih kekuatan jaringan.

Komputasi awan diterapkan di Indonesia dan dianggap bisa menjadi solusi dalam menjalani revolusi industry 4.0. Hal ini disampaikan oleh Sekertaris Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika, Sadjan. Komputasi awan yang optimal akan berdampak pada perkembangan produk domestic bruto dan ekonomi digital. Selain itu optimalisasi layanan, peningkatan efektivitas kinerja akan menjadikan komputasi awan sebagai sistem yang baik bagi Indonesia.

 Seperangkat control keamanan minimum yang harus dimiliki setiap organisasi sebelum mendapatkan izin beroperasi. Sehingga perusahaan atau pabrik memiliki daya tahun terhadap serangan yang terjadi hal itu akan menghasilkan resiko minimum. 

Keamanan informasi dalam dunia maya adalah masalah utama yang telah dilakukan oleh semua pemerintah dunia dalam upaya penyerangan secara cyber di dunia maya. Ketika platform dan system operasi terus berkembang, anggaran keamanan diharapkan tumbuh secara eksponensial untuk semua organisasi. Masa depan keamanan informasi sangat tergantung pada ancaman dan tren yang muncul dalam teknolog terkait dengan big data, komputasi, kognitif, dan IoT.

References

(2017, November 11). Retrieved from mmsi.binus.ac.id: https://mmsi.binus.ac.id/2017/11/17/keamanan-informasi/

Cybersecurity for Industry 4.0. (2018). Retrieved from Ey.com: https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/ey-cybersecurity-for-industry-4-0/$File/ey-cybersecurity-for-industry-4-0.pdf

Dawson, M. (2018, January). Cyber Security in Industry 4.0 : The Pitfalls of Having Hyperconnected Systems. pp. 5-9.

Ervural, B. C. (2018, September). Overview of Cyber Security in the Industry 4.0 Era.

Hutabarat, D. (2019). Komputasi Awan Jadi Solusi Revolusi Industri 4.0.

Kurniawan, K. (2018). Pengertian Keamanan Informasi.

Purwanto, E. (2014). Keamanan Informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun