Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ingat, Payleter Adalah Pembayaran Alternatif Bukan untuk Produktif

12 Mei 2022   10:07 Diperbarui: 14 Mei 2022   10:13 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi payleter | (aset: biz.kompas.com vs parapuan.co)

Metode pembayaran bali dulu bayar nanti atau paylater menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat kita, dimana ada beberapa orang pengguna yang mengeluh jika mereka harus membayar bunga lebih dari ketentuan yang berlaku.

Disamping itu, ada juga pengguna yang merasa terganggu dengan cara kerja pihak penyedia paylater karena kerap dihubungi melalui telepon untuk menanyakan kapan bayar meskipun modusnya mengingatkan jatuh tempo pembayaran.

Rata-rata keluhan pengguna paylater tidak lain dari kedua poin di atas, termasuk saya sendiri yang pernah menggunakan fitur paylater dari salah satu toko online ternama. Saat itu saya mencoba karena penasaran akan tawaran promo dan diskon yang ditawarkan pihak penyedia paylater dengan toko belanja online.

Setelah melakukan registrasi pengaktifan akun payleter, dalam beberapa jam akun saya langsung aktif dengan limit kredit Rp. 1,500.000 dan untuk tenor dan jatuh tempo memang kita yang menentukan kapan kita harus membayarnya.

Jadi, sebenarnya penyedia tidak mempersulit penggunya dalam hal pengaktifan akun maupun dalam hal tagihan bulanannya. Sejauh ini paylater tenor paling lama adalah 1 tahun atau 12 bulan saja, tidak tau untuk tipe paylater yag lainnya. 

Karena saat itu saya menggunakan toko belanja online Shoppe, dan saat ini saya tetap menggunakan aplikasi toko belanja online tersebut untuk belanja keperluan saja namun tidak untuk memanfaatkan paylater-nya.

Sebenarnya dalam dunia bisnis harusnya ada namanya resiko dan keuntungan, dan bagi penyedia tentunya mencari keuntungan dan juga mencegah terjadinya resiko kerugian. Akan tetapi, kedua pilihan ini tidak bisa kita pisahkan jika kita sebagai nasabah atau pengguna layanan paylater.

Kenapa demikian? Resiko kita adalah harus membayar bunga dari total pemakaian payleter. Merasa rugi? Sebenarnya tidak  sih, karena sama saja kita meminjam uang dari penyedia jasa peminjam uang. Malahan bunga lebih besar dari payleter lain lagi biaya administrasi peminjaman organik atau manual yang dilimpahkan kepada nasabah.

Minjam manual 1 jutaan saja harus ada agunannya, dan itupun minimal tenornya 1 tahun. Jika dihitung-hitung minjam 1 juta bisa bayar 1,5 s.d 2 jutaan lebih loh, sedangkan di paylater hanya butuh mengisi formulir singkat dan agunannya hanya foto/scan ktp sambil memegangnya saja loh.

Apa masih dirugikan fitur paylater? Saya rasa tidak karena jika Anda menjalankan uang Anda pastinya ada bunganya juga, lain ceritanya jika meminjam itu pribadi masing-masing karena saat ini perbincangan saat ini adalah citra buruk paylater yang disalahgunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun