Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Opini Penulis: Sehebat Apapun Rangnick, Ia Tidak Akan Bisa Menjadi Penyelamat MU

27 November 2021   10:57 Diperbarui: 27 November 2021   11:27 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ralf Rangnick | (dok. gettyimages.com via goal.com)

Bagaimana pun, pihak klub dan pemain tidak akan keberatan jika Rangnick menggunakan strategi Gegenpressing hal ini yang bisa membuat Rangnick lancar menjalankan strateginya.

MU tidaklah kekurangan pemain bintang, justru MU memiliki banyak pemain kunci starter utama. Disini para pemain bintang tentunya tidak akan mau melakukan latihan fisik sesuai arahan Rangnick karena mereka bukanlah pemain amatiran.

Bermain di MU berarti para pemain sudah di level profesional dan tidak semua pemain berkualitas bisa bergabung dengan klub berjulukan setan merah ini.

Dan untuk mengikuti gaya bermain Rangnick tentunya tidak cukup selama enam bulan bagi sang pelatih. Jika hanya waktu enam bulan saja menurut saya ini hanya lawakan semata-mata saja.

Kenapa saya bilang hanya lawakan? Karena mental pemain tidak akan bisa konsisten dari yang sudah mulai melakukan gaya bermain gegenpressing tiba-tiba pelatih baru masuk dan mengubah gaya permainannya lagi. 

Tentunya yang jadi bulan-bulanan pelatih adalah para pemain bukan pemain lawan, hal ini sudah terbukti di liga Inggris, tidak hanya di Manchester United saja hal ini pernah terjadi juga di Chelsea yang kasusnya sama dengan kondisi MU.

Analisa saya, MU hanya membutuhkan pelatih yang memiliki jiwa pengembangan karakter pemain seperti halnya pelatih Maurice Pochettino atau Erik Ten Hag.

Seandainya, Jika MU menelan kekalahan beruntun lagi atau dipencundangi lawannya, apakah yang salah pemain atau justru racikan ala Rangnick yang salah?

Tentunya kapasitas Ragnick akan dipertanyakan oleh para fans kembali. Berkaca dari Van Gaal saja saat pelatih asal Belanda itu gagal meraih tiket ke liga champions pihak MU langsung memecatnya, padahal ia juga ahli strategi bermain menyerang dan serangan balik.

Karena kesalahan Van Gaal adalah tidak memberikan keleluasaan para pemain dalam berekspresi di lapangan, jadi ujung-ujungnya permainan jadi monoton.

MU juga harus berkaca pada Liverpool yang dilatih Jurgen Klopp, diman The Reds tidak pernah meraih satu piala pun selama empat tahun. Namun, klub percaya kepada dirinya untuk memahami para pemain dan pemain juga terbiasa dengan cara bermainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun