Kalau tau kisah tentang Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, bisa ditarik benang merahnya kalau ternyata tuh Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso karena ia yang telah membunuh ayahandanya Prabu Boko. Ini juga tak lepas dari kisah Prabu Boko yang ingin menguasai Kerajaan Pengging. Nah, Kerajaan Pengging ini ternyata putra mahkotanya ya si Bandung Bondowoso itu sendiri.
Pertarungan sengit itu terjadi saat Prabu Boko mengadakan acara bersih bersih desa dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Mengetahui hal tersebut Bandung Bondowoso punya inisiatif mengacak-acak acara yang diadakan Prabu Boko dengan memporak-porandakan semua peralatan dan sesajen untuk acara wayang tersebut.
Gak tau gimana tuh ceritanya pucuknya tumpeng untuk acara tersebut di lempar dan jatuh tepat di sebelah selatan Goa Seplawan. Dan gara-gara pucuknya tumpeng itu maka menjadi Gunung Tumpeng. Beberapa jatuh di desa dan dusun-dusun sekitar maka tak heran jika nama-nama dari dusun-dusun tersebut mengambil nama alat dan tokoh perwayangan yang konon jatuh di desa tersebut akibat lemparan Bandung Bondowoso.
Ada juga satu desa yang sampai saat ini dilarang mengadakan pertunjukan wayang gara-gara kelirnya jatuh di desa tersebut. Kelir maksudnya adalah layar untuk pertunjukan wayang nama dusun itu pun jadi dusun gunung kelir ^_^. Dengerin cerita legenda si bapak asik juga hehe sampai lupa deh tuh si bapak kalau ditungguin temannya. Puas dengerin cerita si bapak dan puas lihat Curuk Silangit akhirnya saya turun deh gak sanggup naik lagi. Cukup deh memandang Curuk Silangit dari kejauhan.
Masih melalui jalan yang sama kami pulang dengan membawa cerita ya cerita tentang legenda Bandung Bondowoso dan Prabu Boko. Di tengah jalan si kecil melihat sekelompok kelinci berlari kesana kemari wiih ternyata ada warga desa yang memelihara kelinci. Aduh kelincinya endut-endut banget, dasar emang si kecil suka hewan pulang dari sini minta dibeliin kelinci deh akhirnya. Salah satu kandang milik warga juga ada 2 ekor rusa, wah nih pasti rusa hutan yang lepas dan tertangkap oleh warga desa nih.
ditambah lagi lihat pohon duren dimana mana dan yang gak kalah uniknya ada pohon buah kepel.