Minggu lalu, saudara sepupu saya yang berprofesi sebagai seorang pengusaha logistik di Surabaya dadakan ngabarin bahwa tracking sistemnya mati, sekitar hampir satu jam dan ada lalu lintas aneh dari luar sistem, kayaknya diserang.
Dari suaranya sih terdengar panik, karena memang tiba-tiba terjadi begitu cepat, tapi saya sebagai saudara yang cukup tech-savvy dan kerja di dunia digital juga, saya juga langsung terbayang bagaimana peliknya situasi yang sedang beliau alami.
Didalam bisnis logistik, keterlambatan informasi dapat menimbulkan banyak proses domino, seperti barang tertunda, pelanggan panik, dan tim di lapangan pastinya juga jadi bingung. Setelah dikroscek lagi, ternyata memang ada potensi serangan siber yang masuk dari celah keamanan sistem. Nah, untungnya data cadangan masih aman.
Pada saat momen itu terjadi saudara sepupu saya menyadari satu hal, bahwa selama ini beliau hanya mengandalkan proteksi di satu titik saja jaringan internal. Padahal, ancaman bisa datang dari banyak arah, bahkan dari perangkat staf yang tidak sengaja klik tautan mencurigakan. Saya juga langsung gercep mencari tahu solusi cyber security yang benar-benar bisa bantu bisnisnya. Hasil dari riset yang saya lakukan, satu nama yang muncul terus yaitu Telkom Solution.
Ternyata Telkom Solution sangatlah menarik karena pendekatan mereka yang komprehensif, tidak hanya mengamankan jaringan atau aplikasi cloud, tapi juga seluruh lapisan sistem TI. Mulai dari level jaringan (network layer), aplikasi, sampai pengguna (human layer). Ini nih yang menjadi sangat penting, malahan bisnis saudara sepupu saya sudah mulai mengintegrasikan aplikasi dan API untuk pelacakan barang real-time.
Oia, Telkom Solution justru bekerja sama dengan anak-anak usahanya seperti Digiserve dan TelkomSigma untuk memperkuat ekosistem keamanannya. Digiserve ini menghadirkan layanan Cyber Threat Intelligence, semacam mata pengawas eksternal yang bisa mendeteksi celah keamanan dari luar sebelum jadi bumerang. Kalau TelkomSigma menawarkan dua hal yang menurut saya sangat relevan, yaitu :
1. Prisma Access Browser, yang bisa mengatur akses pengguna sesuai kebijakan keamanan perusahaan.
2. Web Application and API Protection (WAAP), yang penting banget mengingat tren logistik sekarang sudah serba terhubung lewat API.
Tentunya saya semakin yakin untuk merekomendasikan ini ke saudara sepupu saya, karena memang faktanya, adopsi solusi keamanan digital di Indonesia masih tergolong rendah, dan banyak yang hanya fokus di satu titik saja. Padahal sisi pengguna sering kali justru jadi celah masuknya serangan, seperti dari laptop staf lapangan atau perangkat mobile yang tidak aman.