Mohon tunggu...
lailly Mz
lailly Mz Mohon Tunggu... Buruh - blog pribadi

kerono berkah kui luwih akih tinimbang berah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Problematika yang Terjadi dalam Pembelajaran Daring

20 Mei 2021   21:54 Diperbarui: 20 Mei 2021   22:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran dalam jaringan atau yang sering di sebut pembelajaran daring mungkin adalah hal yang baru di indonesia ,sebelum adanya kebijakan pembelajaran harus di lakukan dengan daring karna adanya pandemi covid19 ini, pembelajaran daring jarang bahkan tidak pernah di lakukan oleh tenaga-tenaga pengajar dan sekolah-sekolah di Indonesia, sebenarnya  pelaksanaan pembelajaran daring tidak mudah di jalankan di Indonesia. 

Dalam pelaksanaan pembelajaran Daring banyak sekali di jumpai problematika yang terjadi. Masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran daring di alami hampir dari semua kalangan yang terlibat dalam pembelajaran daring, baik dari lingkup sekolah, guru, orang tua atau wali peserta didik, dan peserta didik itu sendiri.

berikut ada beberapa Kendala-kendala yang terjadi dalam pembelajaran daring  di antaranya:

1. Pertama, masih banyaknya guru yang mempunyai keterbatasan dalam mengakses plafon digital dalam mendukung pembelajaran daring, serta kurangnya pemanfaatan  media yang ada. Banyak guru terutama yang sudah berusia lanjut yang masih bingung bahkan tidak bisa mengakses plafon digital yang sudah di sediakan pemerintah ataupun pihak sekolah dalam mendukung pembelajaran daring saat ini. 

Bagi guru yang melek akan teknologi tentu pembelajaran daring bukanlah suatu masalah, tapi bagi guru yang masih gagap teknologi ini adalah suatu masalah yang penting. Padahal dalam pembelajaran daring membutuhkan kreativitas dalam pelaksanaannya. Kreativitas ini tidak hanya dalam membuat konten pembelajaran yang menarik bagi peserta didik tapi juga kreativitas dalam memanfaatkan kelebihan media digital yang ada. itu artinya guru harus pintar mengkreasikan materi pembelajaran dengan media daring agar mudah di akses dan di pahami oleh peserta didik.

2. Kedua, kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran  tidak dapat terlaksana dengan baik. Kemandirian belajar peserta didik menjadi tuntutan dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Keterbatasan untuk melaksanakam pembelajaran tatap muka dengan guru membuat peserta didik harus mandiri dalam memahami materi pembelajaran yang di dapatkan dan mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Peserta didik harus memahami dengan baik materi yang di ajarkan dan mengerjakan tugas serta nyenyerahkan tugas ke guru. 

Dalam memahami materi dan mengerjakan tugas yang di dapatkan oleh peserta didik tentunya tidaklah mudah seperti yang di bayangkan, ketidak fahaman atau miskonsepsi dalam  suatu materi mungkin saja terjadi, apalagi jika materi yang diberikan butuh penjelasan yang lebih menditail dan mendalam, atau peserta didik tidak memahami materi yang di sajikan dan harus segera memperoleh penjelasan dari guru. tentu, pembelajaran daring tidaklah menjadi solusi dalam menghadapi masalah tersebut. 

Oleh karna itu peran orang tua sangatlah penting dalam mendampingi proses pembelajaran peserta didik saat melaksanakan pembelajaran daring. Tentu hal itu bukanlah hal yang mudah di lakukan oleh setiap orang tua atau wali peserta didik, karena orang tua peserta didik harus dapat berperan sebagai pembimbing layaknya seorang guru dalam mengampu proses pembelajaran.

Bagi orang tua atau wali murid yang memiliki kemampuan dan waktu lebih  mendapingi anaknya dalam proses pembelajaran daring tentunya hal ini bukanlah sebuah masalah. Namun bagi orangtua atau wali peserta didik yang kurang memiliki kemampuan atau waktu untuk mendampingi anaknya dalam proses pembelajaran tentu itu akan menimbulkan masalah baru dalam rangkaian problematika pembelajaran daring.

3. ketiga, karena kurangnya kreativitas guru dalam pembelajaran daring, guru cenderung memberikan tugas-tugas yang malah membuat peserta didik merasa terbebani oleh tugas-tugas tersebut. Pembelajaran daring yang di harapkan adalah pembelajaran yang tidak membebani dan tetap bisa membuat peserta didik nyaman dalam belajar. Peserta didik harusnya tetap memiliki kebebasan dalam aktivitas belajar dan tidak merasa tertekan dengan tugas yang di berikan dan waktu penugasan yang pendek, termasuk juga dikejar-kejar dengan deatline pengumpulan tugas yang diberikan oleh guru.

4. Keempat, tidak semua peserta didik memiliki hp yang menjadi modal utama pembelajaran daring. handphone merupakan alat utama yang di gunakan dalam pembelajaran daring,tetapi tidak semua peserta didik memiliki alat komunikasi  ini. Mungkin untuk sebagian kalangan terutama bagi peserta didik dari keluarga ekonomi rendah, HP adalah barang mewah. Akibatnya peserta didik tidak memiliki fasilitas dalam melaksanakan pembelajaran daring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun