ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ
“Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”
Dalam ayat-ayat tersebut disebutkan urutan dari terbentuknya manusia. Kemudian Allah memakai kata ‘alaqoh’ untuk menyebut calon pembentukan manusia ini.
Terakhir Ustadz Weemar memutarkan video tentang makna “Alaqoh” ini. Kurang lebih begini ringkasannya: Alaqoh secara etimologis dimaknai menjadi tiga hal yang berbeda. Pertama, yakni bermakna segumpal darah, kedua, menggantung/ menggantungkan, ketiga seekor lintah. Maka hal ini sangat jauh dari imajinasi manusia. Namanya segumpal darah, mungkin sekilas kita artikan dengan tidak berbentuk begitu saja simpelnya.
Mari kita bahas satu persatu, makna yang pertama, alaqoh berarti segumpal darah. Fakta membuktikan bahwa embrio hingga tiga minggu hanya berbentuk segumpal darah sampai terbentuknya jantung, sehingga setelah itu darah bisa mengalir setelah hari ke 21.
Kedua, meggantung, maka embrio yang sangat kecil itu, maka tali pusarnya terlihat seperti menggantung pada tongkat di dalam rahim.
Ketiga, seekor lintah, karena embrio dalam usia 25 hari terlihat sangat mirip dengan lintah bentuknya dan punya berat dan Panjang yang nyaris sama. Dari hasil USG yang dilakukan pada rahimpun, janin akan terlihat dalam bentuk yang sama dengan lintah. Masyaallah. Lanjut, untuk embrio berusia 22 hari akan terlihat kepala embrio itu membentuk seperti mulit lintah yang memiliki fungsi untuk menghisap darah. Maka sudah bisa dipastikan hal ini bukan rekayasa manusia. Hal ini sudah disampaikan oleh Rasulullah 1400 tahun lalu. Bisa disimpulkan sangat tidak mungkin Rasullah memiliki pemikiran seperti hal tersebut padahal Rasulullah itu tidak bisa membaca dan menulis.
